Kanal24, Malang – Warga RW 03 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, menggelar perayaan Grebeg Suro dan HUT ke-80 Republik Indonesia dengan nuansa budaya lokal yang kental. Bertajuk “Watugong Kampung Ndeso”, kegiatan berlangsung meriah selama tiga hari berturut-turut, Jumat hingga Minggu (18–20 Juli 2025), dan menjadi bukti nyata sinergi antara pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, dan semangat gotong royong masyarakat.
Acara dimulai pada Jumat (18/7/2025) dengan pembukaan dan pentas seni warga (pensi). Keesokan harinya, panggung budaya dihidupkan lewat atraksi Reog dan Kuda Lumping yang memukau penonton. Puncak acara pada Minggu pagi (20/7/2025) diisi dengan jalan sehat yang melibatkan ratusan warga, sekaligus menjadi momentum penutupan kegiatan penuh semangat dan kebersamaan ini.
Ketua Panitia, Wawan, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan rutin, melainkan memiliki dua tujuan utama. “Yang pertama untuk meningkatkan UMKM khususnya yang di RW 03 Tlogomas, yang kedua untuk menonjolkan situs Watugong ini ke publik yang lebih luas,” ujarnya.

Menghidupkan Semangat Lokal dan Agenda Strategis Kota
Grebeg Suro RW 03 ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap program “Dasawisma Bakti” dari Wali Kota Malang. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Camat Lowokwaru, Mochammad Baihaqi, S.E., yang hadir bersama jajaran kelurahan dan kecamatan.
“Ini termasuk kegiatan yang mendukung Dasar Bakti Wali Kota, tepatnya di pilar ‘Malang Laris’. Karena kegiatan ini memberdayakan UMKM dan nanti diarahkan juga ke digitalisasi,” ujarnya. Baihaqi berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut dan menjadi ajang promosi produk-produk lokal RW 03 ke tingkat kota, bahkan nasional dan internasional.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Grebeg Suro yang sudah memasuki tahun kedua ini. “Harapannya bisa terus berlanjut menjadi Grebeg Suro ketiga, keempat, dan seterusnya. Bisa menjadi salah satu ikon budaya tahunan Kota Malang,” katanya.
Potensi Budaya Tlogomas: Miniatur Indonesia
Lurah Tlogomas, Harwanto, menambahkan bahwa gelaran ini menunjukkan betapa besarnya potensi wilayahnya dalam melestarikan warisan budaya sekaligus mendorong perekonomian masyarakat. “Saya sangat bersyukur, karena ini menunjukkan kepedulian warga terhadap pelestarian budaya dan membangkitkan semangat UMKM,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini juga merupakan miniatur dari visi Wali Kota Malang dalam menciptakan 1.000 event di bidang olahraga, budaya, dan ekonomi kreatif. “Kita berharap, ke depan seluruh keberagaman yang ada di Lowokwaru dan khususnya Tlogomas bisa dilibatkan dalam event seperti ini,” tambahnya.

Watugong, Situs Sejarah yang Terangkat Kembali
RW 03 Tlogomas dikenal sebagai kawasan yang memiliki situs sejarah Watugong. Ketua RW 03, Sururi, menyampaikan bahwa latar belakang diadakannya Grebeg Suro salah satunya adalah untuk memperkenalkan situs Watugong kepada masyarakat luas. “Ini wilayah kampung sejarah. Watugong adalah situs yang perlu kita rawat dan jaga. Event seperti ini membuka ruang publik untuk tahu dan peduli,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan kegiatan budaya seperti ini adalah bagian dari upaya nguri-uri kabudayan atau melestarikan budaya Jawa yang mulai luntur di tengah arus modernisasi. “Ini bagian dari tradisi yang kami rawat bersama,” kata Sururi.
Ia menyebutkan bahwa meskipun acara besar seperti “Watugong Kampung Ndeso” direncanakan dua tahun sekali, peringatan Grebeg Suro tetap diadakan setiap tahun. “Dan setiap event pasti kami evaluasi, untuk melihat potensi yang belum terserap dan kekurangan yang bisa diperbaiki,” pungkasnya.

Antusiasme Warga, Semangat Gotong Royong
Kegiatan Grebeg Suro RW 03 ini berhasil membangkitkan semangat gotong royong dan kebanggaan lokal. Selama tiga hari pelaksanaan, warga dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua, ikut berpartisipasi. Tidak hanya dalam pentas seni dan jalan sehat, tetapi juga dalam mendukung UMKM dan pameran produk warga.
Kemeriahan acara ini menunjukkan bahwa inisiatif warga dalam mengelola potensi budaya dan ekonomi lokal bisa menjadi motor penggerak pembangunan berbasis masyarakat. Dukungan dari pemerintah kelurahan, kecamatan, hingga kota menjadi elemen penting dalam menjadikan Grebeg Suro sebagai agenda budaya tahunan yang membawa manfaat nyata.
Dengan sinergi antara warga, pemerintah, dan pelaku UMKM, “Watugong Kampung Ndeso” tak hanya menjadi ruang perayaan, tetapi juga titik tolak kebangkitan budaya lokal dan ekonomi kerakyatan di Tlogomas.(Din/Adk)