Kanal24, Malang — Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Otoritas vulkanologi secara resmi menaikkan status Gunung Semeru dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) setelah rangkaian erupsi dan guguran lava pijar teramati meluncur hingga sejauh 20 kilometer mengarah ke tenggara, khususnya mengikuti aliran Sungai Besuk Kobokan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa peningkatan status ini merupakan respon atas intensitas gempa vulkanik yang tinggi, munculnya awan panas guguran berulang, serta terdeteksinya aktivitas magma dari dalam tubuh gunung. Meski demikian, alat pemantau deformasi menunjukkan tidak adanya perubahan bentuk tubuh gunung yang terlalu signifikan, menandakan bahwa tekanan magma cenderung stabil meski suplai ke permukaan masih terus berlangsung.
Kolom Abu Capai 2.000 Meter, Visual Sempat Tertutup Kabut
Letusan paling signifikan tercatat terjadi sekitar pukul 14.13 WIB dengan tinggi kolom abu abu mencapai 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 5.676 mdpl. Kolom abu membubung pekat berwarna kelabu dengan intensitas tebal, disertai suara gemuruh dan lontaran material pijar.
Kendati demikian, pengamatan visual pada beberapa periode sempat terkendala karena cuaca berkabut. Petugas pos pengamatan di Gunung Sawur menyebutkan bahwa suara gemuruh terdengar jelas meski jarak pandang terbatas.
Zona Bahaya Diperluas hingga 20 Km
PVMBG mengeluarkan rekomendasi terbaru sebagai bentuk tindakan mitigasi:
1. Larangan aktivitas pada radius 8 km dari kawah puncak.
Wilayah ini berpotensi terkena lontaran batu pijar dan erupsi eksplosif.
2. Zona bahaya pada sektor tenggara diperluas hingga 20 km sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan.
Di zona ini, potensi awan panas guguran menjadi prioritas utama karena pergerakan material vulkanik sebagian besar mengarah ke sektor tersebut.
3. Masyarakat yang tinggal di dekat bantaran sungai di luar 20 km diminta menjauhi area sungai sejauh minimal 500 meter.
Hal ini untuk mengurangi risiko apabila awan panas atau banjir lahar meluber melampaui area sungai.
Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadap potensi lahar dingin apabila hujan lebat turun di area puncak Semeru, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat
Pemerintah Kabupaten Lumajang langsung menetapkan status Tanggap Darurat berlaku selama tujuh hari ke depan. Sejumlah titik pengungsian disiapkan dan tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan mulai dikerahkan untuk membantu evakuasi warga di zona rawan.
Fasilitas logistik, dapur umum, bantuan kesehatan, dan posko informasi dibangun untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi. Aparat juga terus melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada warga yang masih berada di dalam zona terlarang.
Jalur Pendakian Ditutup Total
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengumumkan penutupan total jalur pendakian Gunung Semeru. Pengunjung yang telah memesan tiket pendakian dialihkan untuk melakukan penjadwalan ulang. Penutupan ini dilakukan untuk mencegah risiko terhadap pendaki, mengingat aktivitas vulkanik masih sangat dinamis dan tidak dapat diprediksi.
Petugas TNBTS juga mempertegas bahwa tidak ada aktivitas wisata apa pun yang diperbolehkan dalam radius aman akibat potensi lontaran batu, runtuhan material, dan semburan abu yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Aktivitas Guguran Lava dan Awan Panas Masih Terus Terpantau
PVMBG mencatat aktivitas guguran lava pijar dan awan panas masih berlangsung hingga kini. Data kegempaan menunjukkan:
- Gempa letusan meningkat
- Gempa guguran terjadi puluhan kali
- Gempa harmonik menandakan adanya pergerakan fluida panas dari dalam
Dengan kondisi seperti ini, ahli vulkanologi menyatakan bahwa Semeru sedang berada dalam fase erupsi berkelanjutan. Meskipun belum menunjukkan tanda-tanda letusan besar berskala besar, intensitas aktivitas saat ini dinilai cukup untuk membahayakan wilayah pemukiman yang berdekatan dengan aliran sungai.
Imbauan Keselamatan untuk Masyarakat
PVMBG dan pemerintah daerah menekankan agar masyarakat:
- Menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik
- Mengikuti perkembangan terbaru dari sumber informasi resmi
- Tidak melakukan aktivitas di area sungai yang berhulu di Semeru
- Tidak mudah terpancing kabar hoaks terkait aktivitas gunung
- Siap untuk melakukan evakuasi cepat bila diminta petugas
Pejabat daerah turut mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik, tetapi tetap memiliki kesiapsiagaan tinggi.
Analisis: Potensi Dampak Jangka Pendek dan Menengah
Kenaikan status ke Level IV menandakan bahwa ancaman bahaya telah berada pada titik kritis. Awan panas guguran yang bergerak cepat menjadi ancaman utama karena dapat melaju tanpa peringatan. Selain itu, material vulkanik yang menumpuk di puncak berpotensi terbawa hujan sehingga memicu banjir lahar di kemudian hari.
Jika aktivitas vulkanik terus berlangsung dalam beberapa minggu ke depan, wilayah terdampak abu bisa meluas, terutama jika angin mengarah ke barat atau barat daya. Sementara sektor tenggara akan tetap menjadi jalur utama pergerakan material vulkanik, sebagaimana pola yang selalu terjadi dalam erupsi Semeru. (nid)









