KANAL24, Malang – Melalui sinergi antara perguruan tinggi, alumni dan juga mitra pengabdian, para akademisi yang tergabung dalam program Doktor Mengabdi (DM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya (LPPM UB) melakukan pengabdian kepada masyarakat UB Forest yang terletak di Dusun Sumbersari Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso. Program Doktor Mengabdi ini merupakan rangkaian kegiatan yang telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2020. Di tahun ini, tim DM LPPM UB yang melakukan pengabdian terdiri dari Dr.techn. Ir. Yusfan Adeputera Yusran sebagai ketua, dan sebagai anggota ada Mangku Purnomo, Ph.D ; Tatiek Koerniawati Andajani, SP., MP dan Ika Atsari Dewi, STP., MP dengan judul pengabdian “Peningkatan Ketrampilan dan Penguatan Kelembagaan Karang Taruna Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo melalui Kerajinan Tangan dan Olahan Kuliner.
Pada salah satu rangkaian pengabdian yang dilaksanakan hari senin (8/11/2021), tim DM UB bekerja sama dengan wirausaha alumni Aurasufa Cookies. Selain itu, program ini juga turut diikuti oleh sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam KKN tematik Universitas Brawijaya.
Di pelatihan ini, para ibu-ibu yang berasal dari Dusun Sumbersari diberikan materi sekaligus praktek tentang cara membuat stik berbahan dasar sayuran, yakni brokoli dan brokoli wortel. Pemilihan bahan sayuran ini dilator belakangi karena potensi sumber daya alam yang dimiliki dusun tersebut berupa sayur-sayuran segar, khususnya wortel dan brokoli.
Perwakilan tim DM LPPM UB, Ika Atsari Dewi, STP., MP kepada kanal24 mengatakan pelatihan ini untuk memberikan bekal kepada ibu-ibu supaya lebih berdaya dan bisa memiliki usaha sendiri untuk menambah ekonomi keluarga.
“Selain pelatihan pembuatan stik sayur ini, kami dari tim DM LPPM UB juga telah melakukan beberapa pengabdian diantaranya pemberian materi tentang sanitasi, K3, serta materi untuk pengurusan IUMK dan PIRT. Harapannya setelah ibu-ibu mendapat materi ini, mereka bisa terus membuat stik sayuran yang dapat dijadikan sebagai sebuah usaha atau mungkin diinovasikan dengan usaha lain, sehingga terus berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pemateri dari yang juga melupakan alumni UB, Bayu mengatakan pelatihan yang diberikan materinya sederhana karena keterbatasan sumber energi listrik di dusun tersebut.
“Materi yang kami berikan kepada ibu-ibu adalah pembuatan stik sayuran dengan alat yang sederhana atau manual mengingat keterbatasan sarana di dusun Sumbersari, seperti alat potong manual, kompor manual, yang semua alat-alat tersebut masih bisa dijangkau untuk digunakan para ibu-ibu ini. Harapan saya ibu-ibu bisa secara seksama memperhatikan materi yang kami berikan dan tidak berhenti di pelatihan ini saja, melainkan dapat dilanjutkan dengan membuka usaha sendiri,” kata Bayu.
Salah satu peserta pelatihan, Keisha mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam pembuatan stik berbahan dasar sayuran. Dirinya berharap dapat terus didampingi oleh tim pengabdian hingga nanti ia mampu membuka usaha olahan sayuran berupa stik maupun usaha kuliner lainnya. (Meg)