Kanal24, Malang – Di tengah kompetisi global yang semakin ketat, kota-kota di dunia berlomba menguatkan identitas budaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi kreatif. Tantangannya bukan hanya menjaga warisan budaya dari kepunahan, tetapi juga memastikan tradisi lokal dapat bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi yang relevan di era digital.
Malang menjadi salah satu kota yang serius bergerak menuju pengakuan internasional melalui jalur heritage innovationāmenggabungkan nilai budaya dengan teknologi, media kreatif, serta jejaring global. Momentum tersebut menguat melalui International Workshop di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, Jumat (21/11/2025), yang menghadirkan perwakilan UNESCO dan pelaku budaya lokal sebagai motor penggerak.
Wahyudi atau Ki Demangāinisiator Kampung Budaya Polowijenāmenyampaikan bahwa kehadiran representatif UNESCO di Malang menjadi titik penting bagi penguatan jejaring budaya internasional. Ia menilai, pengembangan ekosistem budaya berbasis inovasi harus melibatkan komunitas akar rumput, pelaku seni, akademisi, serta pemerintah daerah secara bersamaan.
āDihadiri oleh beberapa kalangan Universitas dan sekarang representatif UNESCO datang ke Malang, Profesor Hardi yang juga pernah berkunjung ke tempat saya Kampung Budaya Polowijen. Hari ini mempresentasikan tentang jejaring secara internasional Kota Malang dalam pengembangan media art,ā jelasnya.
Menurut Ki Demang, Malang memiliki modal budaya yang kuat untuk bersaing di tingkat global, terutama melalui karya seni dan inovasi media berbasis heritage. Ia menekankan bahwa transformasi budaya harus bergerak dari pelestarian ke pemanfaatan kreatif yang memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.
āKeunggulan media Malang itu adalah soal heritage innovation. Itu kemudian akan dipresentasikan sebagai salah satu ciri khas atau model pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis budaya lokal,ā paparnya. Inovasi ini, lanjutnya, dapat direplikasi daerah lain melalui produksi konten digital, film, karya media, hingga teknologi pelestarian budaya.
UNESCO, kata Ki Demang, memandang Malang sebagai kota yang layak menjadi referensi internasional dalam pengembangan media art dan kota warisan budaya. āUNESCO mengakui Malang sebagai kota itu,ā ungkapnya.
Kampung Budaya Polowijen sebagai salah satu contoh keberhasilan pelibatan komunitas budaya telah menjadi rujukan internasional. āProfesor Hardi hadir mempresentasikan itu dan sudah mengecek juga Probowlijen karena representatifnya dari UNESCO ke Kampung Budaya Polowijen,ā tuturnya.
Ia berharap kolaborasi ini menjadi energi baru untuk memperkuat identitas Malang sebagai pusat kebudayaan modern berbasis kearifan lokal. āSaya rasa ini menjadi poin bagi Malang sebagai media art dan akan dielaborasi menjadi heritage innovation,ā pungkasnya.
Dengan dukungan UNESCO dan jejaring global yang semakin terbuka, Malang kini berada pada momentum strategis untuk melompat ke panggung dunia sebagai kota kreatif berbasis budaya.










