Kanal24, Malang – Kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, tidak hanya sebagai minuman yang dinikmati setiap hari, tetapi juga sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di tengah perkembangan industri kopi yang semakin pesat, upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing kopi lokal menjadi sangat penting, terutama bagi daerah-daerah penghasil kopi seperti Malang.
Kabupaten Malang, yang dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di Jawa Timur, masih menghadapi tantangan dalam pengolahan kopi yang sebagian besar dilakukan secara tradisional. Metode pengolahan yang konvensional seringkali membatasi potensi cita rasa dan aroma kopi, sehingga kopi lokal belum sepenuhnya mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Melihat kondisi ini, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bertekad untuk membawa perubahan melalui proyek inovatif mereka yang bertajuk “Heritage96”. Proyek ini berfokus pada pengembangan kopi specialty dengan memanfaatkan metode fermentasi karbon maserasi yang dimodifikasi. Dengan inovasi ini, mereka berusaha mengangkat kualitas kopi lokal Malang, menjadikannya lebih kompetitif di pasar global.
Dipimpin oleh Dyah Candra Dewi, mahasiswi jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer, tim ini berusaha untuk meningkatkan kualitas dan daya jual kopi lokal Malang melalui metode fermentasi yang dimodifikasi.
Komoditas kopi telah lama menjadi primadona di Indonesia, termasuk di Malang Raya. Berdasarkan data BPS Jawa Timur tahun 2023, Kabupaten Malang mencatat produksi kopi terbesar di Jawa Timur pada tahun 2022 dengan total 13.047 ton. Meski demikian, sebagian besar pengolahan kopi di daerah ini masih dilakukan secara tradisional, yang berdampak pada kualitas dan cita rasa kopi lokal yang belum optimal serta kurang dikenal secara luas oleh masyarakat.
Menanggapi kondisi ini, tim PKM yang terdiri dari Dyah Candra Dewi (Sistem Informasi, FILKOM), Ametia Citra Florenika (Ilmu Pangan dan Bioteknologi, FTP), Phelia Angelina (Ilmu Pangan dan Bioteknologi, FTP), Rika Puri Muji Lestari (Kedokteran Gigi, FKG), dan Tsabit Abdurrafi Shalahuddin Al Ayyubi Sind (Sistem Informasi, FILKOM) mengembangkan inovasi dalam pengolahan kopi. Mereka memanfaatkan metode fermentasi karbon maserasi yang dimodifikasi dengan starter water kefir untuk menghasilkan aroma dan cita rasa kopi yang lebih maksimal.
Dalam penelitiannya, tim menemukan bahwa penerapan metode fermentasi karbon maserasi termodifikasi dengan starter water kefir dapat meningkatkan aroma dan cita rasa kopi secara signifikan. Inovasi ini tidak hanya memberikan nilai tambah pada produk kopi, tetapi juga meningkatkan daya saing kopi lokal Malang di pasar nasional dan internasional.
Dyah Candra Dewi, selaku product manager dalam tim ini, menjelaskan bahwa proses produksi dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Brawijaya. “Kami memulai proses produksi di laboratorium untuk memastikan setiap tahap pengolahan kopi dilakukan dengan standar yang tinggi. Setelah produksi, kami fokus pada pemasaran baik secara online melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube dengan username @heritagegroup_id, maupun secara offline melalui berbagai pameran,” ujar Dyah kepada Kanal24 pada Sabtu (31/08/2024).
Pameran yang telah diikuti oleh Heritage96 meliputi Expo PKMFTPUB, Expo Brawijaya 2024, Expo Silatnas 2024, dan Soekarno Coffee Fest Blitar 2024. Tidak hanya itu, usaha mereka juga mendapatkan perhatian dari berbagai media, termasuk publikasi artikel dan liputan berita di UBTV.
Proyek ini mendapat bimbingan dari Dosen Riska Septifani, S.T.P., M.P., yang turut andil dalam pengembangan inovasi ini. Dengan bahan baku yang diperoleh dari daerah Karangploso, Kawi, dan Ngantang di Kabupaten Malang, tim berhasil menciptakan produk kopi yang diolah dengan teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya.
Pendanaan proyek ini berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), yang memungkinkan tim untuk memulai perjalanan mereka dalam dunia kewirausahaan. Dalam jangka panjang, fokus Heritage96 pada tahun 2024 dan 2025 adalah menyelesaikan legalitas usaha, memulai produksi secara lebih masif, memperkuat branding, serta memperluas kerjasama dengan industri kopi lokal.
Pada tahun 2026 dan 2027, tim berencana mendirikan tempat produksi pribadi yang sesuai dengan standar industri, serta memulai ekspansi ke pasar internasional. “Kami berharap di tahun 2028, produk kami sudah dapat bersaing di pasar global dengan meluncurkan produk baru sesuai tren internasional, mengoptimalkan rantai pasokan dan distribusi, serta melakukan evaluasi berkala,” jelas Dyah.
Harapan besar dari tim PKM ini adalah agar penelitian mereka tidak hanya bermanfaat bagi mereka sendiri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar, terutama para petani kopi lokal di Kota Malang. “Semoga dengan adanya inovasi ini, eksistensi kopi lokal Malang semakin meningkat di mata masyarakat luas,” tutup Dyah.
Dengan adanya upaya seperti ini, diharapkan kopi lokal Malang dapat lebih dikenal dan dihargai, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi dan mengangkat nama baik daerah Malang sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi. (nid)