Kanal24, Malang – Mencari beasiswa bisa menjadi jalan keluar kuat untuk meringankan beban biaya pendidikan yang kian melambung, namun prosesnya tak selalu mudah. Sebagaimana diungkap dalam artikel oleh Liputan6.com, ada tiga kesalahan fatal yang sering dilakukan para pelamar beasiswa — dan memahami kesalahan ini bisa menjadi kunci agar Anda atau anak Anda tak tertinggal dalam persaingan.
1. Terlalu Fokus pada Beasiswa Besar Nasional
Salah satu kesalahan paling umum adalah hanya melirik beasiswa skala besar nasional yang “terkenal”. Meski nominalnya besar, pelamarnya pun sangat banyak — sehingga persaingannya menjadi sangat ketat.
Menurut narasumber, maka lebih baik untuk memperluas target ke beasiswa yang bersifat lebih spesifik atau wilayah yang kurang ramai pelamarnya. Contoh yang disarankan: beasiswa di tingkat daerah, tingkat negara bagian, atau yang memiliki kriteria tersendiri (misalnya jenis kelamin, lokasi, bidang studi) — yang disebut sebagai “interseksionalitas”.
Baca juga:
Media dan Pesantren: Saat Framing Gagal Memahami Adab dan Tradisi
Mengapa penting:
- Karena persaingan yang lebih sedikit, peluang Anda untuk diterima pun lebih besar.
- Kriteria yang spesifik membuat juri lebih mudah memilih satu pelamar dibanding ribuan anonim.
- Fokus ke “nisbah kemenangan” yang realistis, bukan hanya “nominal hadiah besar”.
Tips untuk menghindari:
- Buat daftar beasiswa yang relevan untuk profil Anda: lokasi Anda, bidang studi Anda, latar belakang Anda.
- Jangan hanya submit satu atau dua aplikasi besar — diversifikasi ke beasiswa yang lebih kecil tapi relevan.
- Pelajari syarat dan kriteria dengan teliti: apakah Anda benar-benar “fit” dengan kriteria spesifik itu?
2. Tidak Menonjolkan Diri Sendiri dengan Baik
Kesalahan kedua adalah ketika pelamar gagal membuat dirinya menonjol dalam aplikasi — entah itu esai, portofolio, atau jawaban motivasi.
Narasumber menyarankan menggunakan pendekatan pemasaran terhadap diri sendiri: tunjukkan keunikan Anda (“What makes you different?”), tunjukkan urgensi dan dampak dari pendidikan yang Anda kejar (“Mengapa sekarang harus mendukung Anda?”).
Mengapa ini sering terlewat:
- Banyak pelamar menulis esai generik seperti “Saya ingin menjadi dokter karena ingin membantu orang banyak” tanpa menyertakan elemen spesifik atau bukti yang mendukung.
- Kurangnya data atau bukti riil yang menunjukkan bahwa Anda adalah “investasi” yang bagus bagi penyedia beasiswa.
- Gagal menunjukkan link antara profil pribadi + tujuan akademik + kontribusi ke masyarakat.
Tips untuk memperbaiki:
- Saat menulis esai, gunakan cerita konkret: latar belakang Anda, tantangan yang Anda hadapi, bagaimana pengalaman itu membentuk Anda.
- Sertakan bukti atau data jika memungkinkan (misalnya riset, angka kasus, konteks sosial) untuk mendukung alasan Anda.
- Susun narasi dengan jelas: masalah → solusi Anda → dampak di masa depan.
3. Hanya Melamar Sedikit Beasiswa
Kesalahan ketiga yang sering muncul– padahal penting – adalah kurangnya jumlah aplikasi. Pelamar cenderung berpikir “cukup satu saja” atau “beasiswa besar saja” padahal realitasnya bahwa berburu beasiswa adalah permainan angka.
Sebagai catatan: sang pembicara pernah memenangkan 30 beasiswa setelah melamar sedikit lebih dari 100, dan ada juga yang menang 20 setelah melamar >200 beasiswa.
Mengapa ini penting:
- Karena probabilitas diterima tiap aplikasi tidak tinggi — jadi memerlukan banyak “tembakan” untuk menciptakan satu penerimaan.
- Karena setiap beasiswa punya persyaratan yang berbeda — semakin banyak yang Anda ajukan, semakin besar peluang Anda menemukan yang “pas”.
Tips untuk strategi jumlah aplikasi:
- Tetapkan target jumlah: misalnya 50–100 aplikasi sebagai awal yang realistis.
- Buat sistem pengingat dan alur kerja: deadline, persyaratan, status aplikasi.
- Alihkan mindset: bukan “cari beasiswa tunggal yang sempurna” melainkan “kerjakan banyak beasiswa yang sesuai”.
Dalam dunia beasiswa yang kompetitif, strategi yang cerdas bisa menjadi pembeda. Ketiga kesalahan di atas—terlalu fokus ke beasiswa besar, gagal menonjolkan diri, dan submit sedikit aplikasi—sering menghambat pelamar meskipun mereka sangat berbakat.
Oleh karena itu, jika Anda atau seseorang yang Anda bantu tengah dalam proses mencari beasiswa, ingatlah: perluasan target, personalisasi aplikasi, dan volume aplikasi adalah tiga pilar yang harus diperhatikan. Dengan demikian, Anda membawa peluang yang lebih besar untuk berhasil. (nid)











Comments 1