Sekuat apapun pertahanannya apabila gempuran dilakukan secara terstruktur, sistematis dan massif maka sebuah benteng pasti juga akan bobol dan hancur, terlebih jika tidak hanya dilakukan oleh kekuatan dari luar namun juga dari dalam. Atas faktor gempuran kekuatan luar maka kecenderungan resistensi sangat kuat dengan difensifitas tinggi. Namun gempuran kekuatan dari dalam cenderung resistensi rendah dengan difensifitas rendah pula tapi inilah sesungguhnya kekuatan yang sangat mematikan dan efektif melemahkan kekuatan daya pertahanan.
Demikian pula dengan Islam. Pertahanan Islam akan melemah manakala gempuran luar dan dalam dilakukan secara TSM tadi. Namun pelemahan kekuatan dari dalam amatlah berbahaya karena tidak hanya melemahkan kekuatan namun menghancurkan sekaligus. Pelemahan kekuatan bermula dengan menebarkan virus pikiran berupa membuat keraguan dalam keyakinan, asy syaak fid diin, melalui liberalisme dan sekularisme. Selanjutnya pelemahan kekuatan ukhuwah dengan menjadikan setiap ummat tidak memiliki rasa percaya diri atas agamanya, melemahkan kekuatan tokoh ummat sehingga tidak ada tokoh ummat yang layak dipercaya sebagai pemimpin ummat, setiap kelompok diciptakan pemimpin-pemimpinnya sendiri dan saling membenturkan akan pemimpin, setiap ummat saling tuduh, saling tuding dan saling cakar antar kelompok yang berbeda.
Mereka yang menyuarakan persatuan, ukhuwah dianggap melakukan provokasi dan menanamkan sikap anti perbedaan, intoleransi sehingga layak untuk dikebiri, dibenci dan dimusuhi. Sementara mereka yang bertindak ashobiyah, primordialitas kelompok dianggap paling nasionalis dan menguatkan persatuan. Demikian pula mereka yang menentang kemungkaran dianggap radikal, fundamentalis dan bahkan teroris. Sementara mereka yang permissif atas kemungkaran, bersahabat dengan dengan kedhaliman dan berteman baik dengan yang berbeda aqidah dianggap sangat toleran, berjiwa rahmatan lil ‘alamin, sehingga sangat layak untuk difasilitasi dan didukung.
Inilah zaman serba terbalik. Semua kebaikan dianggap keburukan dan keburukan didukung penuh selayaknya kebaikan yang paatut diikuti. Inilah realitas akhir zaman. Dalam keadaan sedemikian identitas keislaman telah hilang dan kaum muslimin lebih suka menggunakan identitas selain Islam. Bahkan orang yang ingin tetap istiqomah menyuarakan Islam dianggap telah melenceng dari keumuman masyarakat. Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Nabi tentang bolak baliknya zaman.
عن ابي إمامة الباهلي عن النبي صلي الله عليه و سلم: كيف أنتم إذا طغى نساءكم وفسق شبانكم وتركتم جهادكم. هل ذالك لكائن يارسول الله؟ قال والذي نفسي بيده و أشد منه سيكون. قالوا وماأشد منه يارسول الله. قال:كيف أنتم إذا لم يأمروا بالمعروف ولم ينهوا عن المنكر. قالوا: هل ذالك لكائن يارسول الله؟ قال: والذي نفسي بيده و أشد منه سيكون. قالوا وماأشد منه يارسول الله؟. قال: كيف انتم إذا رأيتم المعروف منكرا ورأيتم المنكر معروفا. قالوا: هل ذالك لكائن يارسول الله؟ قال: والذي نفسي بيده و أشد منه سيكون. قالوا وماأشد منه يارسول الله؟. قال: كيف لنتم إذا امرتم بالمنكر ونهيتم عن المعروف.
رواه أبوا يعلي وابن ابي الدنيا
Dari Abi Imamah al Bahily dari Nabi SAW :” Bagaimana jika telah melampaui batas (berani) para wanita dari kalian dan telah rusak para pemuda kllian dan kalian telah meninggalkan jihad. Mereka (sahabat) bertanya : apakah hal itu akan terjadi yaa Rasulullah? Nabi menjawab : demi jiwaku yang ada dalam genggaman tanganNya. Ada hal yang lebih hebat lagi akan terjadi. Mereka (sahabat) bertanya: apa yang lebih hebat itu yaa Rasulullah? Nabi menjawab: bagaimana kalian jika sudah tidak lagi menyeru pada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran. Mereka (sahabat) bertanya: apakah hal itu akan terjadi yaa Rasulullah? Nabi menjawab: demi jiwaku yang ada dalam genggaman tangan-Nya. Ada hal yang lebih hebat lagi akan terjadi. Mereka (sahabat) bertanya: apa yang lebih hebat itu yaa Rasulullah? Nabi menjawab: bagaimana jika kalian melihat kebaikan telah dianggap sebagai sebuah kemungkaran dan kemungkaran telah dianggap sebuah kebaikan. Mereka (sahabat) bertanya: apakah hal itu akan terjadi yaa Rasulullah? Nabi menjawab: demi jiwaku yang ada dalam genggaman tanganNya. Ada hal yang lebih hebat lagi akan terjadi. Mereka (sahabat) bertanya: apa yang lebih hebat itu yaa Rasulullah? Nabi menjawab : bagaimana kalian jika telah mengajak/menyeru pada kemungkaran dan mencegah dari (terlaksananya) kema’rufan. (HR. Abu Ya’la, dan Ibnu Abi Dun-ya)
Lalu apa sikap kita dalam kondisi seperti ini, maka selamatkan diri masing-masing, keluarga, istri dan anak-anak dari realitas ini dengan tetap berada dalam kejamaahan, mengikuti seorang guru alim yang mukhlis, jauhkan diri fitnah dengan tidak banyak terlibat dalam hiruk pikuk realitas, diamlah di rumah, jangan banyak komentar serta perbanyaklah baca shalawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw semoga kita diselamatkan dari gelombang akhir zaman yang mematikan.
Sebagaimana dikatakan dalam kitab Al-Ibanah al-Kubra, jilid 2 hlm.596 ditulis :
فأصون الناس لنفسه أحفظهم للسانه، وأشغلهم بدينه، وأتركهم لما لا يعنيه
_“Orang yang paling menjaga keselamatan dirinya adalah yang paling menjaga lisannya,
paling sibuk dengan urusan agamanya, dan paling meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.”_
Semoga Allah swt menyelamatkan diri kita, keluarga dan anak cucu kita. Semoga dengan memperbanyaj shalawat kepada nabi, kita mendapatkan syafaat darinya kelak di akhirat. Aamiiin
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen FISIP UB dan Motivator