Kanal24 – Film Home Sweet Loan, karya terbaru dari Visinema Pictures, menghadirkan kisah sederhana namun penuh makna yang sangat relevan dengan kaum milenial. Melalui perjalanan Kaluna (Yunita Siregar), seorang wanita berusia 30-an yang bekerja kantoran, film ini mengangkat tema keresahan kelas menengah yang sulit untuk mewujudkan mimpi membeli rumah. Kaluna, yang tinggal bersama tiga keluarga dalam satu rumah, berjuang menghadapi tekanan karier yang stagnan, tanggungan domestik, serta biaya hidup yang semakin meningkat, termasuk impian membeli hunian di tengah hiruk-pikuk Jakarta.
Keberhasilan film ini bukan hanya karena alur cerita yang dekat dengan realitas, tetapi juga hasil arahan sutradara Sabrina Rochelle yang piawai dalam menyusun rangkaian adegan penuh emosi. Dalam film ini, kita akan menemukan sisi kehidupan yang kompleks tetapi biasa dialami kelas pekerja perkotaan. Sabrina sebelumnya telah sukses dengan Terlalu Tampan (2019) dan Noktah Merah Perkawinan (2022), dan Home Sweet Loan kembali memperlihatkan sentuhannya yang peka terhadap permasalahan personal masyarakat urban.
Karakter Kaluna diperankan secara menawan oleh Yunita Siregar, yang berhasil memberikan kesan mendalam dan membuat penonton terhubung secara emosional. Ini adalah performa yang bisa menjadi batu loncatan bagi karier Yunita, memoles citra dan reputasinya sebagai salah satu aktris dengan potensi besar dalam dunia perfilman tanah air. Tak hanya Yunita, kehadiran pemeran pendukung seperti Derby Romero, Ario Wahab, Ayushita, dan Budi Ros turut memperkaya cerita. Chemistry antara Kaluna dan Danan (diperankan oleh Derby Romero) menjadi salah satu kekuatan dalam menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dewasa.
Home Sweet Loan juga memperkuat suasana dengan pemilihan musik latar bernuansa folk yang khas Visinema, termasuk lagu-lagu dari IDGITAF, Nadin Amizah, Salma Salsabil, dan Ghea Indrawari. Setiap lagu terasa pas dan berhasil merefleksikan perasaan Kaluna, mulai dari kegundahan, kegelisahan, hingga rasa harap yang diselipkan di antara kesulitan hidup. Musik ini mengingatkan kita pada atmosfer hangat dan emosional dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI), film lain yang berhasil mendobrak genre drama keluarga.
Selain elemen musik dan sinematografi yang apik, Home Sweet Loan juga kuat dalam menyampaikan pesan sosialnya. Keresahan untuk memiliki rumah di kalangan usia dewasa muda menjadi tema yang sangat dekat dengan banyak orang. Dalam cerita, kita melihat bagaimana tekanan hidup menuntut Kaluna untuk terus berjuang di tengah keterbatasan ekonomi, persaingan karier, dan kebutuhan pribadi yang semakin mendesak. Hal ini merepresentasikan kenyataan bahwa memiliki rumah bukan sekadar tentang status, melainkan soal kenyamanan, privasi, dan kualitas hidup yang lebih baik.
Jika Home Sweet Loan mengikuti jejak NKCTHI dalam kesuksesan komersial, ada peluang untuk mengembangkan kisah ini menjadi semesta yang lebih luas. Namun, langkah tersebut harus diambil dengan hati-hati, menjaga keseimbangan antara eksplorasi cerita yang menarik dan kualitas yang tetap tinggi. Dengan begitu, Home Sweet Loan bisa menjadi film yang tak sekadar menghibur tetapi juga menyentuh hati penontonnya, menjadikannya salah satu film paling relevan tahun ini untuk menggambarkan tantangan hidup yang dihadapi masyarakat urban dewasa ini.
Home Sweet Loan bukan hanya sebuah film, tetapi juga menjadi cerminan bagi banyak orang yang tengah berjuang untuk membangun kehidupan. Melalui kesederhanaannya, film ini berhasil menyajikan potret jujur tentang harapan, ketakutan, dan mimpi di tengah realita yang kerap kali tidak berpihak. (nid/end)