KANAL24, Jakarta – Pada perdagangan hari ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mengalami koreksi minor, setelah kemarin masih berakhir di bawah level resistance terdekat 6.692 atau menguat 0,38 persen ke posisi 6.658.
“IHSG masih ditutup di bawah resistance terdekat di level 6.692. Karena itu, IHSG berpeluang mengalami pelemahan sebagai awal dari koreksi wave [iv],” ujar analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Pada chart 1 jam, kata Ivan, IHSG menunjukkan indikasi adanya bearish divergence, sedangkan indikator MACD tetap menandakan tren kenaikan yang cukup kuat. Saat ini IHSG memiliki support di level 6.543, 6.456 dan 6.385, sementara target resistance di level 6.692, 6.799 dan 6.890.
Dengan demikian, jelas Ivan, pergerakan IHSG yang berpotensi mengalami koreksi tersebut bisa dimanfaatkan investor dengan mengakumulasi pembelian saham ICBP, INDF, INKP, KLBF dan MDKA.
Proyeksi berbeda disampaikan analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus. Dia mengatakan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan tren kenaikan, meski ada potensi koreksi wajar pasca menguat signifikan dalam beberapa hari terakhir.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang untuk bergerak menguat terbatas dan di-trading-kan pada level 6.622-6.710. Potensi koreksi terlihat semakin terbuka, waspadai koreksi sehat,” ujar Nico Demus.
Dia menyebutkan, sejauh ini ketersediaan pasokan ekspor batubara dan minyak sawit (CPO) yang berdampak positif pada kinerja neraca perdagangan menjadi sentimen positif bagi market domestik.
“Kami melihat strategi kebijakan pemerintah selama pandemi dalam menjaga pasokan ekspor kedua komoditas tersebut menjadi kunci dalam menjaga momentum ekspor di tengah kenaikan harga,” tutur Nico Demus.
Namun, kata dia, data makro China akan menjadi sentimen negatif bagi investor, karena pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan lebih dalam ketimbang proyeksi sebelumnya. “Hal ini membuat rasa pesimistis yang semakin menyebar,” papar dia.
Lebih lanjut Nico Demus mengatakan, tren penguatan IHSG yang dibayangi potensi penurunan tersebut bisa direspons investor dengan mempertimbangkan pembelian saham ADRO, PTBA dan BRPT.(sdk)