KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan proses kenaikan untuk menuju level resistance 6.815, setelah di akhir pekan lalu ditutup menguat 1,32 persen ke level 6.740.
” IHSG diperkirakan melanjutkan struktur Wave (iv) dari Wave [iii], dengan peluang mencapai target di level 6.815 apabila menembus area atas 6.768,” kata analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova dalam riset harian untuk perdagangan Senin (11/7/2022).
Dia menyebutkan, saat ini IHSG memiliki support di level 6.600, 6.510 dan 6.412, sedangkan level resistance-nya berada di posisi 6.768, 6.815 dan 6.875. “Berdasarkan indikator, MACD dalam kondisi netral,” ujar Ivan.
Untuk perdagangan hari ini, menurut Ivan, Binaartha Sekuritas merekomendasikan kepada para pelaku pasar untuk mengoleksi saham INKP, MIKA, PTBA, SMGR dan UNTR.
Perkiraan senada disampaikan oleh analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus yang menyebutkan bahwa potensi penguatan IHSG lebih bersifat terbatas, karena dibayangi oleh sentimen negatif terkait inflasi dan suku bunga AS.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi untuk menguat terbatas, dengan rentang pergerakan di level 6.619-6.896,” ujar Nico Demus dalam riset harian untuk perdagangan hari ini.
Dia mengatakan, saat ini para pelaku pasar sedang mencermati data inflasi AS yang akan dirilis pada 13 Juli 2022. “Inflasi diproyeksikan akan kembali naik dari sebelumnya 8,6 persen menjadi 8,8 persen, atau mungkin hampir mendekati 9 persen,” ucap Nico Demus.
Maka, lanjut dia, hal tersebut sekaligus menandakan bahwa Federal Reserve AS akan kembali menaikkan tingkat suku bunga. “Sebelumnya The Fed sudah menaikkan 75 basis poin dan bulan ini tadinya diperkirakan naik 50 bps,” kata Nico Demus.
Apabila inflasi di AS mengalami kenaikan menjadi 9 persen, ujar Nico Demus, berarti kenaikan suku bunga sebelumnya tidak memberikan dampak apa-apa terhadap inflasi. “Oleh sebab itu, kenaikan 75 bps, mungkin akan terlihat kembali di depan mata,” jelasnya.
Selain itu, kata Nico Demus, para pelaku pasar juga sedang mengamati depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang memiliki volatilitas tinggi. “Transaksi Local Currency Settlement (LCS) sedang mendapat lebih banyak perhatian,” imbuhnya.
LCS merupakan salah satu kebijakan Bank Indonesia untuk melakukan pendalaman pasar keuangan melalui penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang, yang tujuannya menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.
“Kami melihat hal ini sebagai momentum akselerasi LCS di tengah kondisi normalisasi suku bunga secara global yang cukup agresif,” ujar Nico Demus.
Untuk perdagangan saham hari ini, menurut dia, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan kepada para pelaku pasar untuk mencermati pergerakan harga saham MAPI, TBIG dan PTBA. (sdk)