KANAL24, Malang – Mengusung tajuk Solidaritas IKA UB, Ikatan Alumni Universitas Brawijaya menggalang donasi untuk membantu penanganan Covid-19. IKA UB terlibat dalam dua jenis kegiatan donasi. Pertama, IKA UB menginisiasi dan bergerak aktif dalam penggalanan dana dan bantuan lewat HIMPUNI (Perhimpunan Organisasi Alumni PTN Indonesia).
Terdapat sekitar 11 perhimpunan alumni PTN yang terlibat dalam solidaritas dan telah berjalan sejak Februari 2020. Kegiatan ini bekerjasama dengan BNPB dan Satgas Penangangan Covid-19 Nasional. Kedua, IKA UB secara mandiri membuat Satgas Khusus Covid-19 untuk menggalang donasi penanganan Covid-19.
Ketua Umum IKA UB, Prof. Ahmad Erani Yustika kepada kanal24.co.id mengatakan satgas yang diketuai oleh saudara Eric Hermawan ini berfokus pada kegiatan dan bantuan seperti penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi kelompok rentan, menggerakkan komunitas dalam penyediaan APD secara mandiri, serta pusat informasi dan sinergi aksi kemanusiaan.
“Selama ini jenis bantuan cenderung dilakukan dengan cara pembelian ke pihak tertentu, misalnya hand sanitizer, masker, disinfektan, dll. Akibatnya pihak penjual kewalahan dan barang menjadi langka/mahal. Kita mengharapkan agar masyarakat juga bisa dihidupkan kekuatannya dengan memproduksi sebagian kebutuhan barang tersebut. Beberapa kampung bisa diajak untuk melakukan hal tersebut, sehingga pendekatannya komunitas,” terangnya.
Guru Besar FEB UB tersebut melanjutkan, nantinya juga akan dilakukan pendampingan dari ahli dalam proses pembuatan beberapa bahan itu. Sementara, bantuan berupa pusat informasi diarahkan untuk membantu masyarakat atau alumni yang sebagian tidak paham bagaimana alur tindakan apabila seseorang ingin memeroleh pemeriksaan atau penanganan medis. Satgas berfungsi untuk membantu hal-hal tersebut.
“Di luar donasi yang kita salurkan via Himpuni, saat ini total donasi yang masuk per senin (30/3/2020) jam 17.00 WIB, Rp 197.000.123 dari total komitmen Rp 319.850.000. Sebagian besar sumbangan itu diperoleh dari alumni, ditambah dari relasi yang bekerja di birokrasi maupun di dunia usaha (BUMN/BUMD),” pungkas Ekonom Senior INDEF itu.(meg)