KANAL24, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 alami tekanan dan menyebabkan pendapatan negara turun akibat sejumlah sektor tertekan imbas Covid-19.
Diungkapkan Sri Mulyani, penerimaan akan kontraksi dalam Outlook APBN 2020, hingga Senin (6/4/2020) pendapatan negara hanya mencapai Rp1.760,9 triliun atau turun 10% dari target APBN 2020 sebesar Rp2.233,2 triliun, dan pendapatan negara hanya mencapai Rp472 Triliun.
Sedangkan, ditengah situasi seperti ini nilai belanja negara meningkat, dari Rp2.540,4 triliun menjadi Rp2.613,8 triliun.
“Dengan outlook belanja melebihi yang sudah ada dalam APBN, maka defisit diperkirakan 5,07% dari PDB atau Rp853 triliun dari Rp307,2 triliun (1,76 persen PDB),” sebut Menkeu seperti dikutip Sindonews, Senin (6/4/2020).
Membengkaknya nilai belanja APBN ini merupakan dampak dari peyebaran virus korona dan pemerintah juga akan menjamin kebutuhan untuk melindungi dunia usaha yang terdampak kenaikan kebutuhan dengan cara meringankan beban pajak.
“Ini adalah outlook basisnya skenario asumsi yang kita kembangkan, setiap minggu kami akan update APBN yang mungkin bergerak dan berubah, tapi kami jelaskan basis penerimaan,” pungkasnya.(sdk)