KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan hari ini berisiko untuk berbalik menuju tren pelemahan, setelah kemarin ditutup menguat 0,23 persen ke level 7.102.
” IHSG tampaknya telah mendekati akhir dari Wave [c] dengan risiko pelemahan yang lebih besar, karena saat ini berada di bawah zona resistance 7.156-7.174,” kata analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, dalam riset harian untuk perdagangan Rabu (10/8/2022).
Dia mengatakan, apabila terjadi pelemahan ke bawah level 7.050, mengisyaratkan adanya suatu pembalikan tren. Saat ini support IHSG di level 7.050, 7.000 dan 6.972, sedangkan resistance-nya di posisi 7.156, 7.174 dan 7.232. “Indikator MACD menandakan momentum bullish,” jelas Ivan.
Dengan demikian, menurut Ivan, untuk perdagangan hari ini Binaartha Sekuritas merekomendasikan pelaku pasar agar mengakumulasi pembelian saham ASII, BBCA, GOTO, ICBP dan UNVR.
Namun, menurut analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, pergerakan IHSG tetap memiliki peluang untuk menguat terbatas, meski dibayangi sentimen resesi di Eropa dan ketidakpastian ekonomi global yang menciptakan tantangan bagi Indonesia.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi untuk bergerak menguat terbatas, dengan rentang perdagangan di level 7.042-7.193,” kata Nico Demus.
Dia menjelaskan, perekonomian Eropa berpotensi mengalami krisis yang bermula dari terjadinya peperangan antara Rusia dan Ukraina, sehingga melambungkan angka inflasi. “Saat ini di Eropa, produsen makanan merasakan dampak kenaikan bahan baku, sebesar 50 persen,” ucapnya.
Seperti diketahui, Bank Sentral Inggris (BoE) pernah menyampaikan bahwa inflasi akan mencapai puncaknya tahun ini, yaitu lebih dari 13 persen. Sebesar 10 persen di antaranya merupakan komponen energi dan bahan pangan.
“Tidak mungkin selamanya produsen mampu menanggung beban tersebut. Nantinya, tetap konsumen yang harus membayar harga tersebut, sehingga mendorong beban yang lebih besar lagi. Invasi membuat dunia kekurangan produk utamanya, seperti gandum dan minyak nabati,” ujar Nico Demus.
Nico Demus menambahkan, sentimen negatif yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG adalah ketidakpastian ekonomi global yang menciptakan tantangan bagi perekonomian Indonesia. “Ketegangan geopolitik di Eropa yang belum juga berakhir, terancam akan meluas ke Asia, yakni konflik antara China dan Taiwan,” katanya.
Untuk itu, jelas dia, pada perdagangan hari ini Pilarmas Sekuritas merekomendasikan pelaku pasar agar mencermati pergerakan harga saham BBRI, ANTM dan INCO. (sdk)