KANAL24, Jakarta – Indonesia membutuhkan “sistem kekebalan yang lebih baik” untuk menangkal risiko eksternal – termasuk dari cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter yang sering mengacaukan prospek ekonomi Indonesia.
Demikian diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam sebuah forum di Jakarta, Kamis (12/9). Menurut Sri, Indonesia menghadapi ketidakpastian mulai dari perang dagang AS-Cina dan proteksionisme hingga Brexit, fluktuasi harga komoditas, moderasi pertumbuhan di China, geopolitik, serta perubahan iklim.
Setelah dua kali merevisi proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini, lanjut Sri, pemerintah harus mempertahankan ruang fiskal untuk bermanuver, mengingat tidak ada jaminan dunia akan terus tumbuh secara positif.
“Setiap tweet (cuitan) yang dibuat oleh Trump mempengaruhi sentimen, ekspektasi, dan proyeksi untuk ekonomi. Sehingga untuk mengantisipasi tumpahan sentimen global, kita perlu mengembangkan sistem kekebalan yang lebih baik untuk mencegah penularan,” papar Sri, dikutip Bloomberg.
Ditambahkannya, Indonesia diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar kelima dunia dalam 25 tahun ke depan, dengan populasi diperkirakan akan tumbuh dari 265 juta saat ini menjadi 319 juta pada tahun 2045, sementara pendapatan per kapita versi Bank Dunia tahun lalu sebesar US$3.840 dan diproyeksikan mencapai US$23.199 pada 2045. Namun, diingatkan Sri, tidak ada jaminan untuk kenaikan itu.
“Untuk mencapai itu, kita perlu mengatasi masalah infrastruktur, sumber daya manusia, teknologi, birokrasi pemerintah, perencanaan tata ruang, serta sumber daya ekonomi dan keuangan,” katanya.
Lalu, tambahnya, peraturan yang ramah diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing Indonesia.(sdk)