KANAL24, Jakarta – Indonesia tingkatkan kerja sama perdagangan dengan Amerika Serikat melalui penyelenggaraan Indonesia-US Virtual Business Meeting yang diselenggarakan oleh Kemlu dan KADIN Indonesia Komite Amerika Serikat (09/10/2020). Temu bisnis daring ini diikuti oleh 46 perusahaan AS dan 47 perusahaan dari Indonesia, yang berbisnis di 5 sektor unggulan, yaitu apparel, karet, footwear, elektronik dan furniture.
Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar yang turut hadir dalam kegiatan meyakini hubungan ekonomi Indonesia dan AS akan semakin menguat. “Indonesia telah menyelesaikan proses review GSP dan berharap adanya tanggapan positif dari Pemerintah dalam waktu dekat. Indonesia juga telah mengesahkan UU Cipta Kerja yang merupakan amandemen dari 79 UU yang sudah ada di Indonesia. UU Cipta Kerja adalah upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi nasional dan memperbaiki iklim bisnis melalui penyederhanaan prosedur investasi, mengatasi inkonsistensi aturan, dan memberikan kepastian hukum,” ujar Wamenlu Mahendra melalui rilis resmi Kementrian Luar Negeri RI.
“Indonesia dan AS menghadapi situasi perdagangan yang unik selama pandemi COVID-19. Meskipun berada dalam situasi pandemi, perdagangan Indonesia ke AS tercatat bertumbuh 7,7% di kuartal pertama 2020. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk masuk ke pasar AS,” ucap Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi.
Saat ini, Kemenlu, Kemendag dan beberapa kementrian teknis, dibawah koordinasi kemenko bidang perekonomian, juga sedang melakukan kajian bersama mengenai pembentukan Indonesia-US Limited Trade Deal, untuk lebih mendorong lagi perdagangan kedua negara.
Amerika Serikat merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Total nilai perdagangan bilateral antar kedua negara mencapai USD 27,1 miliar pada tahun 2019, dengan nilai ekspor Indonesia ke AS sebesar USD 17,8 miliar dan nilai impor sebesar USD 9,3 miliar. Perdagangan RI-AS juga mencatat surplus dalam 5 tahun terakhir.(sdk)