KANAL24, Malang – Pemberitaan media massa terkait lingkungan dan bencana berdampak pada pengetahuan generasi muda tentang negeri Indonesia yang rawan bencana. Sekaligus memberi pengetahuan dan pemahaman cara mengurangi risiko jika suatu saat terjadi bencana di daerahnya.
Hal itu merupakan temuan penelitian tim dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP-UB) yang diketuai Dr. Mondry, M. Sos di Kota Batu, Jawa Timur yang berlangsung sekitar enam bulan.
Dalam penelitian yang berjudul “Konstruksi Media Massa Pada Generasi Muda Terkait Bencana Alam di Desa Bulukerto, Kota Batu” itu juga diperoleh hasil bila minat generasi muda terhadap masalah lingkungan dan bencana juga disebabkan informasi yang mereka peroleh
Dalam penelitian yang berakhir pertengahan November 2023 itu, Mondry dan tim melihat perlu langkah serius untuk mengatasi hal yang diperkirakan saling berhubungan itu. Kualitas dan kuantitas pemberitaan masalah lingkungan dan bencana di media massa perlu ditambah, karena pemberitaan media tentang lingkungan itu terkait dengan pemahaman generasi muda.
“Saya usul media massa secara resmi juga menyampaikan informasi melalui media sosial,” jelasnya.
Pemahaman masalah lingkungan dan bencana itu menurut Mondry suatu yang penting diketahui masyarakat, termasuk generasi muda. Karena Indonesia negara yang sering tertimpa bencana alam dalam berbagai bentuk, mulai dari gempa bumi, letusan gunung api, kebakaran hutan, banjir, dan longsor.
Guna menanggulangi hal itu sangat diperlukan masyarakat yang sadar bencana. Disinilah peran media massa, karena bisa menjadi “guru” bagi masyarakat tentang lingkungan dan bencana.
Disisi lain, kata Mondry, generasi muda yang umumnya paham teknologi menjadi bagian pertama sebagai pembaca media, khususnya media online. Mereka dapat didorong menjadi pionir di lingkungannya sebagai penyebar informasi dari media itu.
“Dengan begitu, keberadaan generasi muda sangat bermanfaat. Mereka juga tidak lagi hanya dituduh sebagai penyebar hoax,” jelasnya.
Mondry dan tim berharap, hasil penelitian di Desa Bulukerto, Kec. Bumiaji, Kota Batu itu dapat bermanfaat , tidak hanya di daerah itu, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia, terutama yang rawan bencana.(sdk)