Kanal24, Lombok Utara — Wilayah pesisir memiliki potensi besar namun rentan terhadap tekanan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Di tengah tantangan perubahan iklim, penurunan kualitas lingkungan laut, serta keterbatasan akses pendidikan dan ekonomi masyarakat pesisir, hadirnya program berbasis pemberdayaan dan kolaborasi lintas institusi menjadi sangat relevan.
Berangkat dari kepedulian terhadap pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan, Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema “Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Lokal dan Lingkungan secara Berkelanjutan”. Kegiatan ini berlangsung pada 22 Juli 2025 di kawasan Taman Laut Pandanan, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Kolaborasi Strategis Lintas Institusi
Program ini merupakan hasil sinergi Departemen Biologi FMIPA UB dengan Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram, Program Studi Pendidikan IPA Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, serta Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pandanan sebagai mitra utama. Kegiatan ini juga didukung oleh hibah internal PkM FMIPA UB tahun 2025.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan PkM ini dirancang tidak hanya memberikan manfaat praktis bagi masyarakat pesisir, tetapi juga selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Ekosistem Lautan).
Melalui pendekatan edukatif dan aplikatif, masyarakat dibekali keterampilan pengolahan pangan yang higienis, bernilai tambah, dan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, program ini juga memperkuat kesadaran lingkungan melalui edukasi pengelolaan sampah, serta mendorong kemandirian ekonomi melalui pengembangan homestay berbasis potensi dan budaya lokal. Mengusung pendekatan interdisipliner dan kolaboratif, kegiatan PkM ini terbagi dalam empat kelompok kerja dengan fokus tematik berbeda yang saling melengkapi.

Pelatihan Teknologi Pengasapan Ikan
Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan pelatihan pengawetan ikan menggunakan teknologi pengasapan oleh oleh Working Group Bioteknologi Mikroba. Pelatihan ini dipandu oleh Tri Ardyati, M.Agr., PhD, dan Yoga Dwi Jatmiko, S.Si., M.App.Sc., PhD, dibantu oleh Aleyda Nur Halizah, S.Si., mahasiswa S2 Biologi. Masyarakat diperkenalkan pada teknik pengasapan ikan tongkol yang higienis, metode pengemasan sederhana, serta prinsip dasar keamanan pangan.

Melalui pelatihan ini dihasilkan produk olahan baru yang lebih awet serta berpotensi meningkatkan nilai ekonomi hasil laut sekaligus mendorong praktik pengolahan yang berkelanjutan di kalangan masyarakat pesisir.
Eksplorasi Rempah dan Menu Ikan Asap
Pada sesi berikutnya, peserta diajak mengeksplorasi khasiat rempah-rempah khas Pulau Lombok dalam pengolahan makanan. oleh Working Group Pemberdayaan Flora Lokal dan Lansekap Indigenous dan Biomedik Sains Kompleksitas, dengan narasumber oleh Rodiyati Azrianingsih, S.Si., M.Sc., PhD, bersama Prof. Dr. Ir. Estri Laras Arumingtyas, MSc.ST., Mufidah Afiyanti, SP., PhD, dan Dr. Sri Widyarti, M.Si.

Masyarakat diajak meramu kreasi menu berbahan dasar ikan asap seperti Gulai Lebui Ikan Asap dan Ento-ento Sikoke, yang dikombinasikan dengan rempah lokal seperti kunyit, jahe, cabai, kacang lebui, dan daun kelor. Selain mengasah kreativitas kuliner, kegiatan ini memberi wawasan akan manfaat bioaktif dari rempah sebagai pangan sehat yang berpotensi menjadi produk fungsional bernilai jual lebih tinggi.

Program Zero Waste di Kawasan Wisata
Kelompok kerja ketiga, Working Group Ekologi dan Restorasi Ekosistem Berkelanjutan, mengangkat tema “Pengembangan Zero Waste Program di Taman Laut Pandanan”. Dipimpin oleh Prof. Dr. Catur Retnaningdyah, M.Si., bersama Dr. Muhammad Yusuf, M.Si., Viky Vidayanti, M.Si., serta mahasiswa S3 Biologi Durrotul Inayah, S.Si., tim ini memberikan sosialisasi terkait praktik pengelolaan sampah wisata berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan prinsip 4M (mengurangi produk sekali pakai, mematuhi peraturan, memilah sampah, dan mendukung pengomposan).

Selain itu, kegiatan ini dilengkapi dengan praktik pemilahan sampah, serta pengenalan alat pendukung seperti tempat sampah terpilah, biokomposter, dan spanduk edukatif yang disumbangkan ke pengelola kawasan.
Kegiatan ini juga menghadirkan kolaborator dari mitra lokal, seperti Abdul Aziz dari Bank Sampah Persada Lombok Utara yang mengenalkan konversi sampah organik menjadi kompos, serta Abdul Khodir dari Puskesmas Nipah yang memperkenalkan program penukaran minyak jelantah menjadi uang tunai sebagai upaya pengurangan limbah cair rumah tangga dan penguatan ekonomi sirkular.

Pengembangan Homestay Berbasis Kearifan Lokal
Kelompok kerja keempat,Working Group Terrestrial Animal Diversity and Biological Control yang dipimpin oleh Zulfaidah Penata Gama, M.Si., Ph.D., dan Prof. Amin Setyo Leksono, M.Si. berfokus pada “Pengembangan Homestay Berbasis Kearifan Lokal” untuk mendukung program Taman Laut Pandanan sebagai destinasi ekowisata unggulan.


Kegiatan ini bertujuan membangun kapasitas masyarakat dalam mengelola akomodasi sederhana berbasis potensi lokal, yang tak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar. Edukasi yang diberikan meliputi prinsip dasar pelayanan tamu, pengelolaan kebersihan, pemanfaatan bahan lokal untuk interior, hingga pemasaran berbasis media sosial
Antusiasme Masyarakat membawa Dampak Nyata
Sebanyak 42 peserta mengikuti pelatihan ini, terdiri dari 30 pengelola warung dan 12 anggota Pokmaswas di kawasan wisata Pantai Pandanan. Mereka menyambut baik program ini karena sesuai dengan kebutuhan mereka dalam meningkatkan pendapatan serta menjaga kelestarian sumber daya lokal.
Kebanggaan masyarakat pun tumbuh seiring kemampuan baru dalam mengolah hasil laut dan memanfaatkan rempah khas Lombok. Kegiatan pengelolaan sampah dan homestay juga dinilai memberikan solusi praktis yang langsung bisa diimplementasikan di lapangan sehingga mendorong terwujudnya lingkungan pesisir yang bersih, produktif, dan siap menyambut wisatawan.
Kolaborasi Meningkatkan Ketahanan Masyarakat Pesisir
Ketua Departemen Biologi FMIPA UB, Yoga Dwi Jatmiko, Ph.D., menegaskan bahwa kerja sama lintas institusi menjadi kekuatan utama dalam program pengabdian ini.
“Kami percaya bahwa pendekatan kolaboratif ini dapat meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir dalam mengelola sumber daya lokal secara bijak dan berkelanjutan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara FMIPA UB dan Pokmaswas Pandanan, sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pesisir.
Melalui kegiatan PkM ini, Departemen Biologi FMIPA UB menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi dapat hadir sebagai solusi konkret bagi masyarakat pesisir. Keterlibatan aktif warga, pendekatan lintas sektor, dan orientasi keberlanjutan menjadi kunci sukses program ini dalam menjawab tantangan zaman sekaligus merajut masa depan yang lebih sejahtera dan lestari.(Din)