Kanal24, Malang – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) PRISMA Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menggelar pelatihan diversifikasi produk olahan jeruk di Balai Desa Petungsewu. Kegiatan ini mengusung tema “CIVILLAGE: Inovasi Kampung Jeruk Berbasis Edupreneurship dengan Metode Diversifikasi Produk Seribu Olahan Jeruk Menuju Desa Berdikari”. Tujuannya, menjadikan Desa Petungsewu sebagai desa mandiri dan berdaya wirausaha melalui optimalisasi potensi lokal.
Pelatihan ini diikuti oleh 18 ibu-ibu PKK dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), didukung oleh 15 tim pelaksana, 12 volunteer, serta bimbingan penuh dari Dosen Pembimbing, Bapak Wisynu Ari Gutama, S.P., M.MA. Kepala Desa Petungsewu, Supriadi, Ketua PKK Suhermi, dan Ketua KWT Umi Kulsum turut hadir memberikan dukungan moral kepada peserta.
Baca juga:
Moderasi Beragama, dari Kampus untuk Indonesia

Dari Pre-test hingga Praktik Olahan Jeruk
Acara yang digelar pada Sabtu (13/09/2025) dibuka dengan sesi pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta terkait pengolahan jeruk. Materi utama disampaikan oleh salah satu tim pelaksana, Yurisa, yang memaparkan proses pembuatan CiDrink (minuman sari jeruk) dan CiChips (keripik kulit jeruk). Setelah sesi penjelasan, peserta melaksanakan post-test guna menilai peningkatan pemahaman mereka.
Bagian paling dinanti adalah praktik langsung. Peserta dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing didampingi volunteer. Suasana pelatihan berjalan penuh semangat ketika para ibu mencoba membuat minuman segar CiDrink dan keripik kulit jeruk CiChips. Ibu Yuli, kader PKK, mengaku terkesan dengan hasil olahan. “Rasanya enak dan menarik untuk dipasarkan. Kami senang mendapatkan ilmu baru, terutama tentang kulit jeruk yang biasanya terbuang,” ujarnya antusias.
Harapan Lahirnya Desa Wirausaha
Ketua pelaksana, Inggrid Lalita Anggara, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal. “Program ini tidak berhenti pada keterampilan teknis saja. Kami akan menindaklanjuti dengan pendampingan pemasaran digital dan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), sehingga produk dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Dosen pembimbing, Wisynu Ari Gutama, menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat. Menurutnya, keberhasilan Desa Petungsewu sebagai Desa Wirausaha ditentukan oleh kesinambungan kolaborasi antara mahasiswa dan warga. Sementara itu, Kepala Desa Supriadi memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa UB. “Program ini membuka peluang besar bagi Petungsewu untuk memiliki produk unggulan. Semoga inovasi ini terus berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

Baca juga:
The 4th BEFIC 2025, Akademisi Dunia Bahas Transformasi Ekonomi Digital
Meneguhkan Identitas “Kampung Jeruk”
Melalui program CIVILLAGE, PPK Ormawa PRISMA FP UB tidak hanya menyalurkan ilmu, tetapi juga membangun ekosistem kewirausahaan berbasis potensi jeruk. Inovasi CiDrink dan CiChips menjadi awal pengembangan produk kreatif, yang memperkuat citra Desa Petungsewu sebagai “Kampung Jeruk”.
Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat—khususnya PKK dan KWT—menjadi kunci keberlanjutan program. Dengan semangat tersebut, Desa Petungsewu diharapkan mampu mandiri secara ekonomi, berdaya saing, dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengolah potensi lokal menjadi peluang wirausaha. (nid)










