Kanal24, Malang – Upaya untuk mengoptimalkan hasil samping pertanian menjadi produk bernilai tinggi terus dilakukan oleh akademisi Universitas Brawijaya (UB). Salah satunya melalui penelitian disertasi berjudul “Pengaruh Enkapsulasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari Kulit Nanas sebagai Aditif Pakan Broiler” yang dipertahankan oleh Christian Suherman, mahasiswa Program Doktor Fakultas Peternakan UB pada Selasa (11/11/2025), di Auditorium Pascasarjana Fakultas Peternakan UB.
Dalam penelitian ini, Christian berfokus pada pemanfaatan limbah kulit nanas yang selama ini kurang termanfaatkan, untuk dijadikan sumber enzim alami bernama bromelin. Enzim ini memiliki sifat proteolitik, yaitu mampu memecah protein menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh unggas.
“Disertasi ini kami rancang agar limbah kulit nanas yang sering terbuang dapat dimanfaatkan menjadi bahan aditif pakan yang bermanfaat bagi ternak broiler. Melalui proses enkapsulasi, enzim bromelin dapat mencapai saluran pencernaan unggas dengan efektif dan meningkatkan performa serta kualitas dagingnya,” ujar Christian.

Penelitian ini mendapat apresiasi tinggi dari Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc., IPU., ASEAN Eng, selaku penguji. Menurutnya, gagasan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pemanfaatan sumber daya lokal.
“Penelitian ini sangat bagus karena memanfaatkan hasil samping buah nanas, mengambil enzimnya, lalu mengenkapsulasi agar dapat mencapai target saluran pencernaan unggas. Ini inovasi yang sangat relevan untuk mendukung program kemandirian pangan nasional,” tutur Prof. Osfar.
Proses dan Tantangan Penelitian
Christian menjelaskan bahwa penelitian ini memerlukan proses panjang dan ketelitian tinggi, terutama dalam tahap ekstraksi serta enkapsulasi enzim. Bromelin yang diambil dari kulit nanas harus diproses dengan cermat agar aktivitas enzimnya tetap stabil dan efektif saat digunakan sebagai aditif pakan.
“Proses penelitian ini tidak mudah. Kami harus memastikan enzim tetap aktif setelah melalui proses enkapsulasi. Selain itu, perlu dilakukan uji performa terhadap broiler untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap morfologi usus dan kualitas daging,” jelasnya.
Meski menghadapi berbagai kendala seperti keterbatasan waktu dan pendanaan, Christian mengaku terbantu oleh bimbingan para dosen dan promotor dari Fakultas Peternakan UB. Dukungan tersebut membuat penelitian tetap berjalan lancar dan memberikan hasil yang signifikan.
“Setiap penelitian pasti punya tantangan. Namun kami bersyukur karena dosen pembimbing di UB sangat membantu dalam memberikan solusi dan semangat. Banyak hal yang awalnya sulit akhirnya bisa kami atasi berkat arahan mereka,” tambahnya.
Prestasi dan Strategi Akademik
Keberhasilan Christian mempertahankan disertasinya menambah deretan kontribusi Fakultas Peternakan UB dalam bidang inovasi pakan ternak berbasis bahan alami. Strategi penelitian yang dilakukan tidak hanya fokus pada hasil laboratorium, tetapi juga pada penerapan praktis bagi peternak.
Menurut Prof. Osfar, inovasi ini berpotensi besar untuk dikembangkan ke industri pakan unggas nasional. “Kami berharap hasil penelitian ini bisa diimplementasikan secara luas oleh masyarakat dan pelaku industri peternakan. Inovasi seperti ini perlu terus dikembangkan agar kita tidak bergantung pada aditif impor,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Christian juga menyampaikan bahwa riset ini merupakan langkah awal dari rangkaian penelitian lanjutan yang akan ia kembangkan ke jenis unggas lainnya. Ia menyadari pentingnya kontinuitas riset agar manfaatnya tidak hanya berhenti di tataran akademik.
Harapan dan Rencana Pengembangan ke Depan
Setelah menyelesaikan studi doktoralnya, Christian berencana untuk melanjutkan riset mengenai pemanfaatan enzim bromelin pada berbagai jenis unggas, seperti bebek dan ayam kub, guna melihat efektivitas yang lebih luas. Ia berharap penelitiannya dapat menjadi rujukan dalam inovasi pakan alami yang berkelanjutan di Indonesia.

“Untuk tahap ini penelitian masih terbatas pada broiler, tapi ke depan kami ingin memperluas penerapannya. Kami ingin agar hasil riset ini dapat diadopsi oleh masyarakat dan industri, sehingga benar-benar memberikan dampak nyata bagi peternakan Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Christian berharap hasil risetnya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan peneliti muda agar terus menggali potensi bahan alami lokal. “Indonesia kaya akan sumber daya hayati, dan tugas kita sebagai akademisi adalah mengubahnya menjadi nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Penelitian ini menjadi bukti bahwa inovasi akademik dapat hadir dari pemanfaatan limbah sederhana menjadi solusi strategis bagi industri peternakan nasional. Melalui pendekatan ilmiah dan keberlanjutan, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya kembali menegaskan perannya sebagai pelopor riset terapan yang berdampak nyata bagi bangsa. (nid/dht)










