Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan penelitian yang berdampak langsung pada masyarakat. Salah satu penelitian yang tengah dilakukan oleh Puji Akhiroh, S.Pt., M.Sc., dosen Fakultas Peternakan (Fapet UB) dengan minat di bidang Sosial Ekonomi Peternakan, adalah mengenai supply chain halal dalam industri ayam goreng. Penelitian ini berfokus pada rantai pasok halal, mulai dari peternak hingga ke tangan konsumen, serta tantangan yang dihadapi oleh UMKM dalam memperoleh sertifikasi halal.
Menelusuri Kehalalan Produk dalam Supply Chain
Puji Akhiroh menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana rantai pasok halal bekerja dalam industri ayam goreng. Rantai ini mencakup berbagai pihak, seperti peternak, pasar, pelaku usaha UMKM, dinas terkait, dan lembaga sertifikasi halal seperti Halal Center UB dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam penelitian ini, wawancara dan survei dilakukan hingga bulan Juni untuk memperoleh data dari pelaku usaha dan konsumen.
Baca juga:
Disertasi Fapet UB : Nanoemulsi Ekstrak Biji Pala, Inovasi Pengawetan Alami Daging Itik
Penelitian ini membatasi ruang lingkupnya hanya pada usaha kecil yang menjual ayam goreng. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya penelitian, meskipun ke depannya diharapkan seluruh komoditas peternakan dapat diteliti lebih lanjut. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kepatuhan dan pemahaman pelaku usaha terhadap kehalalan produk mereka.
Metode Penelitian dan Temuan Awal
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survei menggunakan kuesioner. Kuesioner ini berisi pertanyaan terkait pemahaman pelaku usaha terhadap konsep kehalalan, sumber bahan baku, serta apakah mereka telah memperoleh sertifikasi halal atau masih dalam proses pendaftaran. Dari data yang diperoleh, sebagian besar pelaku usaha kecil sudah memahami pentingnya sertifikasi halal, tetapi belum semuanya menerapkan dan mendaftarkan usahanya untuk mendapatkan sertifikasi tersebut.
Salah satu tantangan terbesar yang ditemukan dalam penelitian ini adalah kurangnya kepedulian sebagian pelaku usaha terhadap sertifikasi halal, terutama bagi mereka yang memiliki modal kecil dan berjualan dalam skala kaki lima. Meskipun pemerintah telah melakukan sosialisasi dengan baik, banyak UMKM yang tetap belum mengurus sertifikasi halal karena menganggap prosesnya rumit atau tidak memiliki cukup dana untuk mengurus perizinan.
Tantangan dan Kendala dalam Implementasi Sertifikasi Halal
Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa kendala utama dalam implementasi sertifikasi halal bagi UMKM. Pertama, keterbatasan pemahaman terhadap pentingnya sertifikasi halal. Banyak pelaku usaha yang berpikir bahwa usaha kecil tidak memerlukan sertifikasi halal selama bahan baku yang digunakan dianggap sudah halal. Kedua, biaya dan prosedur pendaftaran yang dianggap sulit. Meski pemerintah telah memberikan kemudahan dalam proses sertifikasi halal, banyak pelaku usaha yang masih enggan mengurusnya karena merasa prosesnya memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, munculnya usaha baru dalam sektor ayam goreng juga menjadi tantangan tersendiri. Karena bisnis ayam goreng relatif mudah dimulai dengan modal kecil, banyak pelaku usaha baru yang langsung berjualan tanpa memperhatikan aspek legalitas dan kehalalan produk mereka.
Solusi dan Inovasi: Penerapan Supply Chain Halal untuk Kehalalan Produk
Sebagai solusi atas tantangan tersebut, Puji Akhiroh dan tim penelitiannya mengusulkan penggunaan supply chain halal dalam sistem rantai pasok halal. Supply chain halal memungkinkan produksi ayam yang lebih efisien dan terjamin kehalalannya dari peternakan hingga ke tangan konsumen. Dengan sistem ini, setiap tahapan dalam rantai pasok—mulai dari peternak, pemotongan, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi—dapat dikontrol dengan lebih baik untuk memastikan standar kehalalan tetap terjaga.
Konsep ini serupa dengan sistem pelacakan dalam industri makanan, di mana pelanggan dapat melihat asal-usul ayam yang mereka konsumsi. Harapannya, dengan adanya sistem berbasis supply chain halal yang lebih terstruktur, konsumen dapat dengan mudah memastikan kehalalan produk ayam goreng sebelum membelinya.
Baca juga:
Budayakan Gaya Hidup Sehat, Fapet UB Gelar Latihan Jalan Nordik
Harapan dan Langkah Selanjutnya
Penelitian ini masih dalam tahap awal, dengan rencana implementasi yang akan dikembangkan lebih lanjut pada tahun 2025. Tim peneliti berharap dapat memperoleh dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk mengembangkan sistem berbasis supply chain halal ini. Dengan adanya sistem ini, diharapkan UMKM dapat lebih mudah dalam memperoleh sertifikasi halal dan konsumen pun memiliki jaminan kehalalan atas produk yang mereka konsumsi.
Dengan inovasi ini, Universitas Brawijaya berkontribusi dalam memastikan kehalalan produk yang beredar di masyarakat serta membantu UMKM dalam meningkatkan daya saing mereka di pasar yang semakin kompetitif. (nid/rey)