Kanal24, Malang – Dian Eka Ratnawati, Kepala Pusat Pendayagunaan Kekayaan Intelektual (DIKST), memperkenalkan berbagai karya inovatif hasil pengembangan berbasis teknologi dalam sebuah pameran. Karya-karya ini tidak hanya menunjukkan kemajuan teknologi, tetapi juga menawarkan solusi praktis untuk berbagai kebutuhan masyarakat dan industri.
Salah satu inovasi yang mencuri perhatian adalah alat untuk mengekstrak madu cair menjadi madu bubuk. Inovasi ini dipamerkan di dalam acara mini expo Pameran Teknologi Tepat Guna dan Research, Community, and Industry Matching yang digelar oleh Universitas Brawijaya dan Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Rabu (20/11/2024) di UB.
“Dengan alat ini, madu bisa lebih mudah dibawa, lebih awet, dan rasanya tetap terjaga,” ujar Dian Eka. Produk ini menawarkan kepraktisan yang sulit ditemukan pada madu cair, yang lebih rentan tumpah dan rusak.
Selain itu, DIKST juga memamerkan inovasi greenhouse untuk produksi garam biru, yang dikembangkan dengan teknologi canggih untuk menekan biaya produksi. “Greenhouse ini mampu menghasilkan garam berkualitas tinggi dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah, sehingga bisa bersaing dengan garam impor,” tambah Dian Eka.
Karya lainnya mencakup alat penyortir jagung, alat monitoring kesehatan berbasis teknologi, hingga produk aromaterapi multifungsi. “Semua karya ini adalah hasil kreativitas dan inovasi yang berbasis teknologi. Sebagian besar belum ada di Indonesia dan menawarkan efisiensi serta biaya produksi yang rendah,” jelasnya.
Meski beberapa produk masih dalam tahap pengembangan dan belum memiliki sertifikasi, potensi pasar untuk inovasi ini sudah tampak jelas. Dian Eka menyebutkan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi saat produk-produk ini dipamerkan di Jakarta.
“Salah satu produk madu bubuk mendapat respons luar biasa. Pengunjung mengatakan ini sangat praktis dan cocok untuk kebutuhan sehari-hari. Sayangnya, kami belum memproduksi dalam skala besar karena masih dalam proses sertifikasi,” katanya.
Ke depan, DIKST berencana menggandeng mitra untuk memproduksi karya-karya ini secara massal. “Harapan kami, produk-produk ini bisa segera masuk pasar sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas,” pungkas Dian Eka.
Dengan berbagai inovasi ini, DIKST menunjukkan komitmen untuk terus mendorong pengembangan teknologi lokal yang unggul, efisien, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. (nid/una)