Kanal24, Malang – Lembaga pemerhati lingkungan baik pemerintah maupun non-pemerintah sudah banyak mencanangkan berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah. Akan tetapi, permasalahan tersebut tidak akan teratasi jika tidak ada kesadaran dari masyarakat. Melihat persoalan tersebut, iLitterless sebagai lembaga non-profit yang berfokus pada pengolahan sampah, mengajak masyarakat terutama anak muda mencari solusi dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kota Malang dengan menerapkan ekonomi sirkular.
Hal ini dibahas dalam forum diskusi yang diadakan iLitterless dengan mengusung tema “iLitterless Talk: Ekonomi Sirkular, Sekarang Juga!”. iLitterless Talk (iTalk) adalah program kerja sama antara iLitterless dengan komunitas dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, Maroon Creative (24/7/2022).
“Acara ini merupakan sebuah event yang dirancang anak Ilmu Komunikasi UMM, yang saat ini sedang mengerjakan praktikum public relation di semester ini. Salah satu bentuk kegiatannya adalah kita membuatkan event untuk klien, yang mana klien kami ini adalah iLitterless. Sehingga dari permasalah yang ada di klien, kami coba selesaikan dengan output berupa event iTalk ini,” kata Fadil selaku Ketua Pelaksana iTalk.
Fadil mengatakan, penumpukkan sampah yang terjadi di TPA Kota Malang menjadi urgensi dari dilaksanakannya forum diskusi ini. Menurut data dari TPA Supit Urang Malang, ada sekitar 488 ton sampah yang masuk setiap harinya. Dari jumlah tersebut, hanya sebanyak 7,21% sampah yang bisa diolah. Artinya, timbunan sampah di Kota Malang terus meningkat setiap hari.
“Oleh karenanya, sampah-sampah ini harus kita cut semaksimal mungkin yaitu dengan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular bisa diperankan masing-masing individu mulai dari pemilahan sampah plastik, botol, ataupun bekas-bekas kosmetik. Sehingga sampah-sampah yang masuk ke TPA terpilah dan bisa terurai dengan sempurna,” tutur Fadil.
Forum diskusi iTalk yang diadakan di Warkop Brewok ini dihadiri oleh 33 partisipan. Partisipan yang hadir berasal dari berbagai pihak meliputi badan eksekutif mahasiswa, seperti BEM UMM, BEM FEB UB, BEM FIS UNM, dan beberapa lembaga mahasiswa kampus lainnya. iTalk juga mengundang beberapa institusi pemerintah sebagai pembicara, yaitu Bank Sampah Malang, TPA Supit Urang, dan TPS 3R Dadaprejo Mandiri.
Seperti tema yang diangkat dalam acara tersebut, para mahasiswa diajak untuk mengkaji permasalahan sampah dengan cara menerapkan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular sendiri merupakan alternatif model dari ekonomi linear di mana pelaku ekonomi berusaha memperpanjang masa guna dari sumber daya yang dipakai. Memilah sampah merupakan hal paling sederhana dari implementasi ekonomi sirkular terhadap permasalahan sampah.
“Harapannya, kita bisa lebih peka terhadap isu lingkungan. Karena secara tidak langsung, gunungan sampah yang ada di TPA, kalau kita cari sampah kita, pasti ada di sana. Targetnya, sebagai generasi muda kita harus paham bagaimana ekonomi sirkular bisa mempengaruhi masa depan lingkungan kita. Karena jika hanya mengandalkan ekonomi linear maka permasalahan sampah yang ada di TPA akan terulang, dan TPA hanya akan berpindah (mencari lahan sampah baru),” kata Ketua Pelaksana iTalk tersebut.
Ia menambahkan, iTalk sendiri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang mereka rancang bersama iLitterless. Secara garis besar, ada tiga rangkaian kegiatan, yakni pra-event (iTalk), main event, dan pasca-event. Untuk main event akan diselenggarakan pada bulan agustus, dengan fokus kegiatan berupa pemberian edukasi mengenai pemilahan sampah kepada pelajar sekolah di Malang. (nad)