KANAL24, Gresik – Pembatasan aktifitas di luar rumah selama masa pandemic dan menurunnya daya beli masyarakat memukul pelaku usaha sehingga banyak yang gulung tikar maupun menutup usahanya untuk sementara waktu. Namun UKM kerupuk ikan di Desa Pangkahkulon Kecamatan Ujungpangkah-Gresik tetap mampu bertahan pada kondisi yang demikian tersebut.
Dalil salah satu pelaku UKM kerupuk menyampaikan bahwa pada masa sekarang ini usaha kerupuknya tetap dapat bertahan dan pada waktu tertentu malah pesanan Naik sehingga harus menambah kapasitas produksi. “ Dulu sebelum pandemi dalam sehari kami memproduksi rata-rata 25-35 Kg kerupuk ikan mentah perhari, sekarang ini tetap bahkan ada kecenderungan naik kadang kadang sampai 40 kg, sedangkan kerupuk yang goreng pesanan cenderung meningkat pada masa sekarang ini,” kata Dalil, Jum’at (19/11/2021)
Dirinya mengaku tidak memiliki tips khusus selama masa pandemi, namun memilih fokus untuk tetap menjaga kualitas dan memperbaiki kemasan.
Kerupuk produksi UKM Pangkahkulon binaan FPIK UB (sukana kanal24)
“ Tidak ada tips yang khusus, hanya kami mempertahankan kualitas produk dan harga, kemudian meningkatkan efisiensi, serta meningkatkan kualitas kemasan sehingga lebih enak dipandang mata,” lanjutnya.
Selain menjaga kualitas dirinya juga mengaku melakukan efisiensi dengan menggunakan peralatan semi moderen antara lain yaitu mesin pengaduk adonan (mixer), mesin pemotong adonan, lemari pengering yang semuanya merupakan bantuan dari Universitas Brawijaya. Sedangkan untuk pemasaran dan peningkatan kualitas kemasan, terdapat pelatihan cara pemngemasan serta bantuan kemasan sekaligus alat pengemasnya mampu menarik pembeli selama pandemi.
“Bantuan alat dari UB khususnya Fakultas Perikanan dalam bentuk mesin pengaduk adonan dan lainnya sangat membantu proses produksi lebih efisien saat ini,” imbuhnya.
Selain Dalil, warga Pangkahkulon lainnya Siti Fatimah yang memiliki usaha kerupuk dengan merek dagang Missic Jaya menyampaikan jika pandemi kurang berpengaruh pada usahanya, karena permintaan terus menerus ada dan tidak berkurang. Dalam sehari Fatimah dapat memproduksi 25-30 kg.
“ Sehari 25-30 kg, saya jual ke pengepul asal Tuban. Mereka datang langsung dan mengambil setiap 3-4 hari sekali,” kata Siti Fatimah.
Senada dengan Dalil, Siti Fatimah juga mengaku menjaga kualitas produknya selama masa pandemi agar konsumen tetap terjaga.
Sementara itu, Kepala Desa Pangkahkulon, Ahmad Fauron S.Sos.I menyampaikan jika bantuan peralatan produksi dan pelatihan pengemasan serta pemasaran yang telah dilakukan oleh Tim dari Universitas Brawijaya sangat membatu UKM kerupuk ikan di Desanya sehingga dapat bertahan dan tetap jualan pada saat pandemi.
Ketua tim pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat FPIK UB, M. Arif Zainul Fuad, M.Sc. mengatakan peralatan produksi yang dihibahkan ke pengusaha UKM kerupuk ikan di Desa Pangkahkulon ini merupakan bantuan dari Program Pengembangan Desa Mitra yang telah berjalan selama 3 tahun dari tahun 2019-2021 ini yang didanai oleh Kemeterian Riset dan Teknologi/ Badan Riset Inovasi Nasional. Tim kegiatan pengabdian ini terdiri atas 3 dosen FPIK UB, yaitu M. Arif Zainul Fuad, M.Sc. sebagai ketua, dengan Feni Iranawati, Ph.D serta Dr. Hartati Kartikaningsh.
“Semua alat kami hibahkan dengan harapan dapat mendukung pelaku UKM di desa ini agar makin tangguh selama masa pandemi dan dapat berkembang,” pungkas Fuad.(sdk)