KANAL24, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) bakal melakukan aksi korporasi besar-besaran di tahun 2020 mendatang. Hal itu dilakukan untukmemenuhi retrospektif modal di awal 2020.
Salah satu aksi korporasi yang bakal dilakukan adalah dengan melakukan sekuritisasi aset, pendirian anak usaha dan rights issue tahun 2020. Untuk di akhir tahun ini, BBTN akan melakukanpenerbitan surat utang berupa subdebt pada akhir tahun 2019.
Direktur Keuangan & Treasury BBTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya yang sangat penting untuk menjaga permodalan tetap kuat. Terutama untuk membiayai berbagai proyek seperti pembiayaan perumahan yang masih konsisten dilakukan BBTN.
” Action permodalan melalui subdebt diperlukan untuk melanjutkan kontribusi BTN pada Program Sejuta Rumah dan tambahan likuiditas di saat kondisi likuditas ketat perbankan masih berlanjut,” kata Nixon dalam keterangannya, Minggu (6/10/2019).
Ia mengungkapkan, target perolehan dana dari aksi korporasi melalui subdebt dan lainnya sebesar Rp3 triliun-Rp5 triliun. Untuk pinjaman subordinasi direncanakan dilakukan bersama dengan PT Sarana Multigriya Finance (SMF) sebesar Rp3 triliun dengan jangka waktu 5 hingga 7 tahun.
Sedangkan untuk rencana sekuritisasi aset, Nixon menyebutkan rencana tersebut merupakan alternatif sumber pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas Bank BTN dalam pemberian kredit baru.
“Selain sejumlah aksi korporasi tersebut, kami juga akan melakukan spin off unit usaha syariah (UUS). Rencana spin off ini baru akan dilakukan setelah mendapat persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” Nixon menambahkan.(sdk)