KANAL24, Malang – Pesantren Bahrul Maghfiroh yang terletak di desa Tlogomas, Kecamatan Lowowaru, Kota Malang memiliki misi memberikan layanan pendidikan non-profit. Kemandirian pesantren Bahrul Maghfiroh sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para santri. Tak dapat dipungkiri bahwa perilaku hidup sehari-hari para santri yang kurang sehat acapkali rentan terhadap kondisi kesehatan santri-santri tersebut. Perilaku kurang sehat ini meliputi penggunaan peralatan mandi bersama, kurangnya menjaga kebersihan toilet, serta kurang teredukasinya santri tentang pentingnya kebersihan pribadi, terutama pada kondisi Covid-19. Sehingga pencegahan dilakukan dengan memenuhi kebutuhan sanitasi yang dapat diproduksi secara mandiri meliputi sabun mandi, sampo, dan hand sanitizer.
Hal tersebut sesuai dengan Program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya yang fokus pada pengembangan kearifan lokal (pondok pesantren), pelayanan sosial dasar (layanan kesehatan) pada aspek produksi, kesehatan, lingkungan dan pemasaran. Tim Doktor Mengabdi ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, M.S. dengan anggota Vivi Nurhadianty, S.T., M.T., Aji Hendra S., S.T., M.T., Luthfi Kurnia D., S.T., M.T. yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi produk bahan alam hayati dan Dr. Herwinda Brahmanti, M.Sc, Sp.KK. dalam bidang kesehatan kulit. Kegiatan DM ini melibatkan beberapa mahasiswa S1 dan S2.
Hari Jumat (28/8/2020) kemarin, dilakukan kegiatan TOT (Training of Trainer) dari tim Doktor Mengabdi kepada tim trainer Pondok dan SMA pesantren Bahrul Maghfiroh mengenai pembuatan produk sanitasi.
Pemaparan dan pelatihan dilakukan oleh Dr. Herwinda Brahmanti, M.Sc, Sp.KK. dan tim penelitian kepada trainer dari Pondok dan SMA pesantren Bahrul Maghfiroh. Pemaparan yang diberikan seputar pentingnya menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan dengan cara menjaga kebersihan menggunakan produk sanitasi. Penggunaan yang tepat guna dari produk sanitasi tersebut dapat mengurangi penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya menjaga kebersihan. Pelatihan formulasi produk sanitasi ini dilaksanakan secara daring yang diikuti oleh 9 trainer.
Selain pelatihan tersebut, diberikan pula materi tentang pengenalan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan produk sanitasi yang dipaparkan oleh Rifa Rahma Andriana selaku laboran di laboratorium Bioproses Teknik Kimia UB.
Kemudian, Vivi Nurhadianty dan Aji Hendra Sarosa menjelaskan tentang pembuatan produk sanitasi yang terdiri dari penjelasan alat dan bahan yang dipakai serta urutan proses pembuatannya melalui video tutorial. Produk sanitasi yang diajarkan adalah pembuatan castile soap, formulasi sabun dan sampo, serta pembuatan hand sanitizer.
“Pesantren Bahrul Maghfiroh sebagai mitra diharapkan dapat memproduksi produk sanitasi berdasarkan video tutorial yang telah diberikan. Alat dan bahan untuk pembuatan produk sanitasi telah diberikan kepada mitra untuk dapat dilakukan percobaan. Pendampingan oleh tim Doktor Mengabdi ini kepada tim mitra akan selalu dilakukan secara daring,” pungkas Chandrawati. (Meg)