Kanal 24, Malang – Malam nan bersahaja merayakan kehangatan musik jazz dan semangat kemanusiaan merayap di Kota Malang, saat Jambore Jazz Kampus XII (UB) digelar (21/10/2023). Konser amal tahunan ini mempertemukan dua nama besar dalam industri musik Indonesia, RAN dan Efek Rumah Kaca. Tak ketinggalan grup band lokal (homeband) juga turut memeriahkan malam itu.
Tahun lalu, Jambore Jazz Kampus digelar di Jakarta, namun tahun ini, Kota Malang kembali dipilih sebagai tempat yang tepat untuk menyelenggarakan acara ini. Bertempat di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), konser amal tahunan ini adalah inisiasi dari Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (IKA FIA UB).
Hari itu, sejak pukul 15.00 WIB, area Universitas Negeri Malang mulai dipadati oleh para penikmat musik. Mereka memasuki venue dengan busana menarik dan mengenakan gelang kertas biru yang bertuliskan “Jambore Jazz Kampus XII.” Bahkan tata letak panggung dan area acara dirancang semenarik mungkin.

Sebelum memasuki ruang pertunjukan, para pengunjung disambut oleh panitia berkaos oranye yang mayoritas adalah mahasiswa. Mereka dengan sigap membantu semua yang tiba, dan meski cuaca sedikit panas, semangat para penonton tak pudar.
Vefty, seorang penonton asal Malang, mengungkapkan alasannya menghadiri acara tersebut. “Aku kesini mau lihat RAN karena diajak temanku yang panitia,” ujarnya sambil menambahkan bahwa ia sangat menghargai upaya konser yang menggabungkan hiburan dengan aksi sosial.
Pada tahun 2023, Jambore Jazz Kampus menghadirkan dua grup band utama, yaitu RAN dan Efek Rumah Kaca, yang siap menghibur semua yang hadir. Selain itu, grup band lokal seperti Grey FIA, Freakout, Its Jazz, dan Gama Band juga turut meramaikan acara ini, berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti UB, ITS, dan UGM.

Area sekitar Graha Cakrawala UM dipenuhi dengan beragam gerai makanan, photobooth, dan photobox yang disiapkan bagi para penonton yang ingin mengabadikan momen mereka. Selain itu, Tenda Palang Merah Indonesia (PMI) juga hadir untuk memberikan bantuan kepada penonton yang memerlukan.
Acara ini bukan hanya konser amal semata, tetapi juga menjadi ajang untuk berkumpul dan bersilaturahmi bagi para alumni Universitas Brawijaya. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan dan saling berbagi di antara alumni tersebut.
Koordinator acara Jambore Jazz Kampus 2023, Dida, menjelaskan sejarah panjang acara ini. “Jambore Jazz Kampus sudah dimulai sejak tahun 1986. Kami menyelenggarakan konser amal agar tetap dapat berbagi dengan sesama. Meskipun tidak diselenggarakan setiap tahun, Jambore Jazz Kampus akan terus berlanjut.”
Tahun demi tahun, Jambore Jazz Kampus menerima sumbangan dari penonton dan para pemangku kepentingan Universitas Brawijaya. Uang yang terkumpul dari acara ini kemudian didonasikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Contohnya, pada tahun 2022, uang hasil konser amal ini didonasikan untuk membantu korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dan tahun sebelumnya digunakan untuk membantu korban gempa di Lombok, NTB.
Acara ini mendapatkan apresiasi penuh dari Fakultas Ilmu Administrasi UB, yang diwakili oleh Dekan FIA UB, Prof. Andy Fefta Wijaya. Ia berharap semua yang hadir dapat memaknai acara ini dan musik jazz sebaik-baiknya.

Seiring berjalannya waktu, malam semakin larut dan kegembiraan semakin bertambah. Personel dari grup band Efek Rumah Kaca mulai memenuhi panggung, dikenal dengan sebutan “Penerka.” Mereka membawa atribut yang bertuliskan “Menolak Lupa Tragedi Kanjuruhan.”
Lagu-lagu indie yang mereka bawakan berhasil memikat para penonton. Musik santai dan maknawi membawa kedamaian, termasuk lagu berjudul “Putih” yang didedikasikan untuk para korban tragedi Kanjuruhan.

RAN, sebagai penampil utama dalam konser ini, tampil dengan penuh semangat. Dengan lagu “Selamat Pagi” sebagai pembuka, mereka menyulut semangat para penonton. Perwakilan panitia bahkan meminta seluruh panitia duduk di depan panggung sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka.

Dalam penampilan mereka, RAN memainkan berbagai lagu meriah dan membangkitkan semangat penonton, dan tak lupa mengabadikan momen dengan foto-foto. Mereka mengenakan sweater berwarna kuning dan biru, serta menyampaikan kebahagiaan mereka bisa kembali ke Malang setelah beberapa tahun.
Gelaran Jambore Jazz Kampus ini adalah perpaduan harmoni musik jazz dan kebaikan sosial, menjadi tonggak acara musik yang mendalam dan berarti di Malang dan Indonesia. Semua yang hadir turut larut dalam suasana, sambil tak melupakan saudara-saudara yang membutuhkan bantuan.(raf)