KANAL24, Malang – Inilah zaman fitnah. Saat ini setiap muslim seakan sudah mulai tidak saling percaya pada sesama kaum muslim. Diantara mereka saling menebar perasaan negatif (su’ud dhan). Bahkan ajakan kebaikan ditanggapinya dengan perasaan curiga. Diantara kaum muslimin bahkan ada yang merasa lebih nyaman dan percaya pada selain muslim, mereka lebih memilih berprasangka baik pada selain muslim daripada kepada sesama saudaranya yang muslim, anehnya terhadap sesama saudara kaum muslim meletakkan rasa saling curiga dan saling tuduh. Sekalipun telah nyata-nyata kalangan non muslim seringkali bersikap semena-mena dalam menyakiti hati ummat islam. Inilah fitnah terbesar yang sedang dialami oleh ummat Muhammad di akhir zaman ini.
Dengan sikap demikian inilah maka lemahlah ikatan persaudaraan itu (ukhuwah), sehingga hilanglah kekuatan ummat. Dan ummat islam hanya akan menjadi bulan-bulanan serta santapan dari ummat lainnya sekalipun ummat islam dalam jumlah yang banyak. Demikianlah yang disampaikan oleh Nabi dalam sabdanya,
يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ الْأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنْ قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ قَالَ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنْ تَكُونُونَ غُثَاءً كَغُثَاءِ السَّيْلِ يَنْتَزِعُ الْمَهَابَةَ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ وَيَجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ قَالَ قُلْنَا وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الْحَيَاةِ وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir saja ummat-ummat dari segala penjuru mengerumuni kalian seperti orang-orang lapar mengerumuni piring makanan.” Kami bertanya; Apakah karena saat itu kita golongan minoritas? Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda; “Bahkan kalian saat itu banyak, tapi kalian adalah buih seperti buih sungai, rasa ketakutan telah dicabut dari hati musuh kalian dan penyakit wahn disemayamkan dalam hati kalian.” Kami bertanya; Apa itu wahn? Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda; “Cinta dunia dan takut mati.” (HR.Ahmad, no.21363).
Dalam suasana kehidupan akhir zaman yang penuh fitnah ini, sejak awal Nabi Muhammad telah memberikan solusi agar hati ummat ini tetap berada dalam ikatan yang kuat dan tidak mudah digoyahkan oleh fitnah yang dapat tercerai berai, yaitu melalui mekanisme shalat jamaah. Hal ini mungkin tampak sederhana. Namun jika kita cermati dan mempraktekkan solusi nabi dengan hati yang ikhlas dan penuh kesungguhan, maka kita akan mendapati solusi nabi ini sangatlah cespleng, efektif dan menyelesaikan persoalan. Karena musuh islam hanya akan memangsa pada mereka yang lepas dan keluar dari ikatan kejamaahan.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ بْنِ قُدَامَةَ وَوَكِيعٌ قَالَ حَدَّثَنِي زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ عَنِ السَّائِبِ قَالَ وَكِيعٌ ابْنِ حُبَيْشٍ الْكَلَاعِيِّ عَنْ مَعْدَانَ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ الْيَعْمُرِيِّ قَالَ
قَالَ لِي أَبُو الدَّرْدَاءِ أَيْنَ مَسْكَنُكَ قَالَ قُلْتُ فِي قَرْيَةٍ دُونَ حِمْصَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ فَلَا يُؤَذَّنُ وَلَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَوَاتُ إِلَّا اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ عَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
قَالَ ابْنُ مَهْدِيٍّ قَالَ السَّائِبُ يَعْنِي بِالْجَمَاعَةِ فِي الصَّلَاةِ
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Zaidah bin Qudamah dan Waki’ berkata, telah menceritakan kepadaku Zaidah bin Qudamah dari As Saib, Waki’ bin Hubais Al Kala’i berkata, dari Ma’dan bin Abu Thalhah Al Ya’marii berkata, ” Abu Darda’ berkata kepadaku, “Dimanakah tempat tinggalmu?” Ma’dan berkata, “Aku berkata, “Aku tinggal di kampung, bukan di kota.” Abu Darda berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah tiga (keluarga) di sebuah perkampungan yang tidak dikumandangkan (adzan) dan tidak pula didirikan shalat (lima waktu) melainkan setan akan menguasai mereka, hendaklah kamu berjama’ah, hanyasanya serigala akan memangsa (kambing) yang hidup sendirian.” Ibnu Mahdi berkata; As Tsaib berkata; “Yaitu dengan shalat berjama’ah.” (HR. Ahmad)
Karena dalam shalat berjamaah nabi mengajarkan agar kita saling berdampingan, bergandengan erat sesama kaum muslimin. Berjamaah artinya berkumpul, bersatu dan saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya dalam satu barisan dengan menghilangkan ghil (perasaan dengki) atas yang lainnya. Karena itu diajarkan dalam shalat berjamaah itu agar berbaris dalam shaf yang rapi dan rapat dengan maksud agar tidak ada peluang syetan untuk menggoda dan membisikkan dalam hati perasaan dengki. Sebagaimana sabda Nabi,
أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ فَقَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثَلَاثًا وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ قَالَ فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَلْزَقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa menghadap kepada jamaah, lalu bersabda: “Luruskanlah shaf shaf kalian! -beliau mengucapkannya tiga kali- Demi Allah, hendaklah kalian benar-benar meluruskan shaf shaf kalian, atau Allah benar–benar akan membuat hati kalian saling berselisih.” Kata Nu’man; Maka saya melihat seseorang melekatkan (merapatkan) pundaknya dengan pundak temannya (orang di sampingnya), demikian pula antara lutut dan mata kakinya dengan lutut dan mata kaki temannya. (HR.Abu Dawud no.566)
Imam Nawawi menafsirkan hadist diatas bahwa jika shaf tidak rapat sebagaimana dalam hadist tersebut maka akan ditimpakan atas kalian (kaum muslimin) permusuhan, saling membenci, dan berselisih hati.
Shalat berjamaah adalah perintah utama. Dalam perintah itu juga diajarkan agar kaum muslimin selalu berada dalam jamaah kaum muslimin, membangun ikatan hati sesama mereka, saling berhusnudhan diantara mereka, saling mendukung dan saling membantu dengan menjauhkan penyakit ghil (dengki dan dendam). Karenanya diajarkan oleh Allah swt,
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِ خْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Duhai Tuhan kami, ampuni dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam iman, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami ghil (perasaan dengki dan dendam) terhadap orang-orang yang beriman. O Tuhan kami, sesungguhnya Engkau amat melimpah belas kasihan dan rahmat-Mu.” (QS. Al-Hasyr, 59: 10).
Untuk itu, marilah atas sesama kaum muslim saling bergandengan tangan, sekalipun berbeda sudut pandang dan berbeda pendekatan cara dakwah, selama mereka telah berucap kalimat syahadat, maka itu saudara kita yang harus saling kita jaga kehormatannya. Berhusnudhanlah pada mereka dan jangan saling tuding dan tuduh. Mereka adalag saudara kita.
Semoga Allah swt menyatukan hati kita dan menanamkan rasa cinta pada sesama muslim dan menguatkan ukhuwah dan meninggikan agamanya. Semoga Allah mengampuni dosa kita dan membimbing kita untuk selalu di jalanNya. Aamiiin…
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Fisip UB dan Penulis buku produktif