KANAL24, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuka kembali sekolah dengan memberlakukan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas dan bertahap bagi SMA, SMK dan SLB. Kebijakan ini menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, DR. Wahid Wahyudi berdasarkan Instruksi Mendagri Nomor 38 Tahun 2021 yang menerangkan bagi daerah yang sudah memasuki level 1, 2 dan 3 dalam peta persebaran pandemi Covid 19 sudah bisa membuka PTM terbatas.
PTM terbatas yaitu hanya dua jam pelajaran setiap hari, bagi siswa hanya boleh mengikuti PTM sebanyak dua kali selama satu Minggu, namun sistem pemberlakuan PTM ini akan ditingkatkan dengan tetap mengacu terhadap perkembangan pandemi dan harapannya kondisinya semakin membaik di Jawa Timur.
“PTM terbatas ini didasarkan pada Inmendagri yang terakhir nomor 38 tahun 2021 bahwa daerah yang sudah masuk level 1, 2 dan 3 itu sudah bisa melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dan oleh Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa ditambahi bertahan, jadi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Bertahap” terang DR. Wahid Wahyudi, Selasa (7/9/2021)
Dijelaskan, kebijakan PTM ini sangat dinamis dengan menyesuaikan kondisi pandemi, juga vaksinasi sesuai dengan peraturan yang ada bagi sekolah yang memberlakukan PTM terbatas ini seluruh guru dan tenaga kependidikan wajib mengikuti vaksinasi dua kali, sampai saat ini yang sudah mengikuti vaksinasi dosis satu sebanyak 88,48% dan untuk guru dan tenaga kependidikan yang sudah vaksinasi dosis dua sebesar 77,74%, bagi guru dan tenaga kependidikan yang belum melakukan vaksinasi dikarenakan sedang sakit, tekanan darah tinggi atau hamil.
Untuk siswa SMA, SMK dan SLB yang sudah melakukan vaksinasi dosis pertama sebanyak 19, 96% dari jumlah siswa sebesar 1 juta 235 ribu anak atau yang sudah divaksinasi berjumlah 246.662 anak, sedangkan siswa yang sudah melakukan vaksinasi dosis dua sebanyak 35.9% atau 44.329 anak.
“Gubernur Jawa Timur telah melaksanakan vaksinasi serentak untuk siswa SMA, SMK dan SLB juga Madrasah Aliyah, pada tanggal 4 Agustus sebanyak 38 ribu dosis, tanggal 28 Agustus 57 ribu dosis dan terakhir di Ponorogo sebanyak 5 ribu dosis” jelas DR Wahid Wahyudi.(sdk)