KANAL24, Jakarta – Kondisi pertumbuhan ekonomi yang tak sesuai target ditambah meluasnya wabah virus corona, membuat Pulau Jawa mengalami surplus listrik. Oleh sebab itulah izin pembangunan pembangkit listrik baru hanya akan diberikan pada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Jadi bukan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyetop izin investasi pembangunan pembangkit listrik baru. Tetapi khusus di Pulau Jawa, karena sudah surplus listrik, izin ini hanya diberikan untuk PLN,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Erick menjelaskan dalam pipeline megaproyek 35 ribu MW, ada sebagian pembangkit listrik yang dibangun PLN dan ada juga yang oleh perusahaan swasta. Saat ini akibat realisasi pertumbuhan ekonomi nasional belum sesuai target, Pulau Jawa kini mengalami surplus listrik.
“Jadi nanti di Pulau Jawa, izin untuk investasi bangun power plant baru diberikan hanya untuk PLN,” tegas Erick.
Erick menegaskan musibah virus corona tak akan membuat mega proyek 35 ribu MW ditunda. Menurut Erick, tak mungkin semua proyek infrastruktur yang penting harus mengalami penundaan. Ini agar saat Indonesia berhasil lepas dari wabah virus corona, waktu yang dibutuhkan untuk recovery tidak terlalu lama.
Erick juga menjelaskan BKPM sudah memetakan kebutuhan listrik industri di daerah investasi. Hingga kini, masih ada daerah investasi yang melaporkan supply listrik yang kurang.
Selain itu, Indonesia juga masih memiliki pekerjaan lain untuk mencukupi kebutuhan sektor kendaraan listrik yang terus digalakkan oleh pemerintah. Dia meminta jangan sampai Indonesia kekurangan listrik saat kendaraan listrik sudah siap untuk diterapkan di Indonesia.
“Kepala BKPM sudah memapping bagaimana kebutuhan di lahan industri yang bisa disinergikan. Jadi proyek tetap berjalan. Jangan sampai kita butuh listrik dengan adanya mobil listrik, kita terlambat lagi,” jelas Erick.
Sebagaimana diketahui, proyek 35 ribu MW diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2015, di Gadingsari, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. megaproyek yang semula diharapkan rampung dalam lima tahun itu molor dan mengalami penjadwalan ulang menjadi 2028.
Menurut Menteri ESDM kala itu, Sudirman Said, program 35 ribu MW listrik tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menciptakan kemandirian energi dengan memanfaatkan secara optimal sumber-sumber energi terbarukan. Sebab, diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam 12 tahun, gas habis dalam waktu 30 tahun dan batu bara habis dalam 60 tahun. (sdk)