Kanal24, Malang – Pengelolaan limbah rumah tangga kerap luput dari perhatian, padahal berkontribusi besar terhadap pencemaran lingkungan. Salah satu limbah yang umum ditemui adalah minyak jelantah, yang sering kali dibuang ke saluran air dan mencemari tanah serta ekosistem. Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) memperkenalkan solusi inovatif: pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak bekas.
Pelatihan ini digelar pada 12 Juli 2025 di Balai Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, dan diikuti oleh 19 anggota PKK. Kegiatan ini berada di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan Alia Fibrianingtyas, S.P., M.P. dan Mahfudlotul `Ula, S.E., M.Si., dengan koordinator desa Muhammad Putra Tsani serta melibatkan 24 mahasiswa sebagai tim pelaksana.
“Kami ingin mengedukasi ibu-ibu PKK bahwa minyak jelantah tidak harus dibuang, tetapi bisa diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual seperti lilin aromaterapi,” ujar Muhammad Putra Tsani.

Solusi Ramah Lingkungan dengan Sentuhan Ekonomi Kreatif
Pelatihan dibuka oleh koordinator desa serta perangkat desa Wonomulyo. Rangkaian kegiatan dimulai dengan pre-test, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi, sesi praktik langsung, dan diakhiri dengan post-test guna mengukur peningkatan pemahaman peserta.
Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang kegiatan. Mereka aktif bertanya, menyimak materi dengan saksama, hingga berebut untuk turut serta dalam sesi praktik meskipun peralatan terbatas.
“Awalnya saya tidak menyangka minyak jelantah bisa jadi produk sebagus ini, saya menjadi semakin semangat belajar,” ungkap salah satu peserta pelatihan.
Sebanyak enam lilin aromaterapi berhasil diproduksi dari hasil demonstrasi dan praktik peserta. Produk-produk tersebut kemudian dibagikan kepada peserta terpilih yang aktif dan terlibat langsung dalam sesi praktik.
Dukungan Pemerintah dan Komitmen Lanjutan
Pemerintah Desa Wonomulyo memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Lurah setempat menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dan meminta agar pelatihan dilanjutkan dengan sesi tambahan yang dijadwalkan pada 18 Juli 2025.
Minat peserta terhadap potensi usaha dari produk ini juga mulai terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar biaya produksi dan harga jual lilin aromaterapi.
Kegiatan ini mendukung dua poin dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): SDG 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta SDG 5 tentang kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan dalam kegiatan ekonomi berbasis rumah tangga.
Mahasiswa KKN FP UB tidak hanya menyasar pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, namun juga membangun kesadaran masyarakat akan peluang ekonomi kreatif dari rumah. Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, pelatihan ini menjadi langkah awal untuk menciptakan desa yang lebih berdaya dan sadar lingkungan.(Din)