Kanal24, Malang – Mengawali kiprah sejak tahun 2008, K-DELE Frozen Food yang berbasis di Malang telah menjelma menjadi salah satu pemain utama dalam distribusi edamame beku (frozen edamame) di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Nurkholis, K-DELE tidak hanya memasarkan produk edamame dalam bentuk beku ke berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Malang, dan Kediri, tetapi juga memperluas jangkauannya ke pasar segar (fresh edamame) dan berbagai olahan edamame lainnya.
“Sejak 2008, kami menjadi distributor edamame, dan hingga kini sudah hampir 17 tahun kami menjalankan bisnis ini,” tutur Nurkholis, pemilik K-DELE Frozen Food kepada Kanal24 pada Sabtu (10/05/2025). “Kami menjual frozen edamame ke berbagai supermarket besar di beberapa kota. Selain itu, kami juga menjual edamame segar hasil panen kami sendiri.”
Baca juga:
Kantin CL UB Pilihan Kulineran Peserta UTBK

Kelebihan dari edamame produksi K-DELE terletak pada proses budidayanya. Untuk edamame segar, Nurkholis menjelaskan bahwa proses penyemprotan pestisida hanya dilakukan hingga usia tanaman 40 hari. Panen dilakukan pada usia 65 hingga 70 hari, sehingga residu pestisida yang tersisa sangat minim dan aman untuk dikonsumsi.
“Karena kami panen sendiri, kami bisa memastikan kualitasnya. Edamame segar ini banyak disukai karena rasanya lebih berasa. Sementara edamame beku yang kami jual juga praktis dan cocok bagi konsumen yang ingin tinggal menyajikan saja,” jelasnya.
Produk Olahan Berbasis Edamame
Selain menjual edamame mentah, K-DELE Frozen Food juga mengembangkan berbagai olahan berbasis edamame. Mulai dari produk vacuum frying (edamame goreng vakum), minuman jus edamame, hingga produk lain berbahan dasar kedelai Jepang tersebut. Untuk meningkatkan nilai jual dan menarik konsumen, saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan repackaging dalam skala besar.
Edamame yang dikenal sebagai makanan sehat khas Jepang ini memang kaya akan protein nabati dan serat yang tinggi, sangat baik untuk sistem pencernaan dan kesehatan lambung. Nurkholis menyebutkan bahwa edamame menjadi alternatif ideal bagi mereka yang ingin mengonsumsi susu nabati.
“Edamame ini berbeda dengan tempe yang biasa kita konsumsi. Kalau tempe dari kedelai impor, edamame justru hasil pertanian lokal kita yang bahkan diekspor ke luar negeri,” jelasnya.
Pemasaran dan Harga Terjangkau
Selain memasok ke supermarket, K-DELE juga melayani pembelian grosir dan reseller dengan harga khusus. Untuk edamame beku, harga eceran berada di kisaran Rp15.000 per kilogram. Namun bagi reseller yang mengambil dalam jumlah besar, seperti 30 kilogram sekali angkut, harga bisa lebih murah.
“Kami mendukung para reseller agar bisa menjual kembali dengan margin keuntungan yang sehat. Ini bagian dari misi kami untuk memperluas pasar edamame lokal,” tambah Nurkholis.
Tips Memasak Edamame Segar
Nurkholis juga membagikan cara tepat memasak edamame segar agar tidak berubah warna menjadi coklat setelah direbus. Menurutnya, kesalahan dalam proses perebusan kerap membuat edamame kehilangan warna hijaunya yang khas.
“Air harus dididihkan dulu, lalu edamame dimasukkan. Setelah air mendidih kembali, tunggu lima menit, langsung angkat. Kalau lewat dari itu, warnanya bisa berubah dan rasanya juga kurang maksimal,” jelasnya.

Baca juga:
Tiga Kuliner Arab Saudi yang Bikin Kangen
Menuju Masa Depan Produk Lokal Berdaya Saing
Dengan pengalaman hampir dua dekade dan fokus pada kualitas serta inovasi produk, K-DELE Frozen Food optimistis membawa edamame lokal ke tingkat yang lebih tinggi. Baik sebagai produk ekspor maupun makanan sehat yang bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia.
“Edamame ini bukan hanya tren, tapi gaya hidup sehat. Kami ingin jadi pelopor yang membawa produk lokal ini ke kelas premium, baik dari segi rasa, kualitas, maupun kemasan,” pungkas Nurkholis. (nid/yor)