Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) terus berinovasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan produktif. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan K3 Bagi Civitas Akademika UB Dalam Mendukung Produktivitas Kerja Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Divisi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) UB pada Selasa (15/07/2025) di Guest House UB.
Kegiatan ini tidak hanya membahas aspek fisik keselamatan kerja seperti P3K dan evakuasi bencana, tetapi juga secara khusus menyoroti dua topik penting yang selama ini sering luput dari perhatian: kesehatan mental dan housekeeping.
Baca juga:
Sosialisasi KKN UB: Cegah Nikah Dini dan Narkoba

Pentingnya Kebersihan dan Kerapian di Tempat Kerja
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, S.T., M.Kes., IPU., ASEAN Eng., selaku Kepala Divisi K3L UB, menegaskan bahwa kerapihan dan kebersihan tempat kerja (housekeeping) memiliki pengaruh langsung terhadap kenyamanan dan produktivitas kerja. Menurutnya, lingkungan kerja yang berantakan, kabel yang berserakan, hingga penataan dokumen yang tidak rapi bisa memicu stres, kebakaran, hingga pemborosan waktu.
“Housekeeping bukan sekadar bersih-bersih biasa. Ketika tempat kerja tidak rapi, motivasi kerja bisa turun drastis. Bahkan, risiko kecelakaan kerja seperti korsleting listrik pun meningkat. Kita harus mulai memperhatikan hal ini agar pekerjaan berjalan efisien dan aman,” ujar Prof. Qomariyatus.
Ia juga menekankan pentingnya manajemen file digital yang baik agar waktu tidak terbuang hanya untuk mencari dokumen. “Laptop bukan harus selalu baru, tapi cara kita mengatur file yang membuat pekerjaan lebih ringan,” tambahnya.
Kesehatan Mental Jadi Sorotan Utama
Lebih dari itu, Prof. Qomariyatus juga mengangkat isu yang semakin relevan dalam dunia kerja modern, yakni kesehatan mental. Ia menyebutkan bahwa beban kerja kognitif—yang dominan di lingkungan kampus—perlu diseimbangkan dengan pengelolaan stres yang baik.
“Kami menyadari bahwa pekerja kantoran, meskipun risikonya kecil secara fisik, justru menghadapi beban kerja berat secara mental. Maka dari itu, penting untuk melakukan manajemen stres, memahami risiko kerja, dan mengenali diri sendiri agar dapat bekerja dengan aman, nyaman, dan bahagia,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar civitas akademika mampu mengelola emosinya dengan baik. “Jangan sampai kita pulang kerja dalam kondisi emosi buruk, lalu anak di rumah yang jadi pelampiasan. Kita harus kenali karakter pribadi: apakah kita introvert atau ekstrovert, agar bisa berkolaborasi dengan sehat,” tegasnya.
Dimensi Baru K3L: Dari Fisik ke Psikologis
Sekretaris Universitas Brawijaya, Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., M.Si., turut menguatkan pentingnya memperluas pemahaman K3 tidak hanya dari sisi keselamatan fisik tetapi juga dari aspek mental dan psikologis.
“Kita memperluas dimensi K3, tidak hanya soal pelatihan kebakaran atau alat P3K, tetapi juga housekeeping dan kesehatan mental. Dunia kerja kini menghadapi tantangan baru, dan kita harus bisa mengantisipasinya,” ujarnya.
Menurutnya, kompleksitas organisasi yang semakin tinggi membuat permasalahan kesehatan mental menjadi lebih beragam dan sulit diprediksi. Oleh karena itu, ia berharap setiap peserta pelatihan bisa memahami pentingnya menjaga mental health, tidak mudah menghakimi rekan kerja yang mengalami masalah, dan mampu menjadi pendamping yang suportif.
“Kita harus bisa menemani, bukan menghakimi. Dengan begitu, sinergi kerja tetap terjaga dan produktivitas tidak terganggu,” jelasnya.

Baca juga:
Inovasi K3L UB Berhasil Raih Empat Bintang di ICC-OSH
Peserta dan Harapan
Kegiatan ini diikuti oleh 75 peserta yang berasal dari berbagai unit di bawah naungan rektor, wakil rektor 1 sampai 5, serta sekretariat universitas. Diharapkan pelatihan ini dapat menjadi awal dari budaya kerja yang lebih sehat secara fisik dan mental di lingkungan UB.
Pelatihan ini menjadi langkah nyata Universitas Brawijaya dalam mengedepankan kesejahteraan sumber daya manusianya secara holistik—bukan hanya selamat secara jasmani, tetapi juga waras secara rohani. (nid/dpa)