Kanal24, Malang – Stunting hingga saat ini masih menjadi perhatian serius pemerintah, terutama dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia Indonesia Unggul menuju Generasi Emas 2045 mendatang. Stunting menjadi masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab mengapa tinggi badan anak mehambat menjadi lebih kecil dari usianya.
Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Malang berkomitmen dalam mentargetkan Zero Stunting pada tahun 2023. Hal ini disampaikan oleh Bupati Malang, H.M. Sanusi, dalam acara Rembuk Aksi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Malang Tahun 2022 bertempat di Grand Miami Hotel, Rabu (07/09/2022).
Sanusi menyampaikan bahwa penurunan angka stunting merupakan persoalan berbagai pihak, maka Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Kesehatan akan melibatkan semua pihak, dalam mendorong Kabupaten Malang bisa mencapai zero stunting.
“Saat ini, per Agustus 2022, stunting yang tercatat di Kabupaten Malang ada 6.600 kasus, setelah sebelumnya mencapai angka 11 ribu di awal Januari. Kalau nanti di Kabupaten Malang bisa zero stunting, maka bisa menjadi pola nasional,” ungkap Sanusi.
Dalam kesempatan ini Bupati Malang menekankan bahwa persoalan penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan saja namun multi sektor di bidang pemberdayaan masyarakat. Sehingga dibutuhkan komitmen bersama baik dari pihak pemerintah maupun sektor swasta untuk bersama melaksanakan pencegahan dan penurunan stunting.
Sanusi menambahkan keterlibatan pihak swasta dengan memaksimalkan CSR (Corporate Social Responsibility) dapat mendorong program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Malang.
“Fungsi CSR juga perlu dimaksimalkan. Sebab, seperti kita ketahui bersama, terdapat dua jenis intervensi yang dapat dilakukan dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting, yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif, “ jelasnya
Pada program intervensi spesifik, upaya penanganan dilakukan dengan menyasar penyebab langsung dari kasus stunting pada sektor kesehatan. Sementara intervensi sensitive, berkaitan dengan penyebab tidak langsung dari kasus stunting.
Sasaran kegiatan Rembug Stunting Tahun 2022 pada hari pertama ini adalah pimpinan Pemerintah Kabupaten Malang, Forkopimda, Bappeda dan OPD terkait, TP-PKK Kabupaten, serta seluruh pejabat struktural di jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. (din)