Kanal24, Malang – Fakultas Vokasi (FV) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Seminar Nasional Dies Natalis ke-15 yang bertemakan “Sinergitas BUMN – Pendidikan Tinggi Vokasi Menuju Indonesia Emas 2045” pada Rabu (26/06/2024). Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa, praktisi, dan berbagai pihak yang berperan dalam sektor pendidikan dan industri di Indonesia.
Dalam acara tersebut, Wisnu Wibowo, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), menyampaikan pandangan serta arahannya terkait sinergi antara dunia usaha dan pendidikan vokasi dalam mempersiapkan Indonesia menuju tahun 2045. Wisnu mengawali pidatonya dengan mengungkapkan pentingnya kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan institusi pendidikan dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Wisnu menyoroti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 yang mengatur tentang revitalisasi pendidikan vokasi. Ia menjelaskan bahwa dalam penyusunan Perpres tersebut, dunia usaha dan industri turut dilibatkan sejak awal. Menurutnya, kerjasama yang kuat antara berbagai kementerian dan lembaga sangat diperlukan agar implementasi kebijakan dapat berjalan efektif.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan era digital. “Generasi milenial harus masuk ke dalam era digital ini dengan persiapan yang matang,” ujarnya. Wisnu menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan juga harus berperan aktif dalam menyediakan informasi dan pelatihan yang relevan dengan perkembangan teknologi terkini.
Wisnu mengungkapkan bahwa revolusi industri terbaru telah membawa perubahan besar dalam dunia kerja, di mana teknologi dan mesin canggih mulai menggantikan pekerjaan manusia. Namun, ia menekankan bahwa teknologi seharusnya menjadi alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, bukan menggantikan peran manusia sepenuhnya.
Bonus demografi juga menjadi fokus dalam pidato Wisnu. Ia menyebut bahwa pada tahun 2030, angkatan kerja Indonesia akan didominasi oleh generasi muda yang produktif. “Ini adalah momen yang tidak boleh kita sia-siakan,” katanya. Wisnu menekankan bahwa lapangan pekerjaan dan usaha harus disiapkan dengan baik agar bonus demografi tidak berubah menjadi beban demografi.
Dalam hal ini, Perpres 68 dianggap sebagai langkah yang tepat untuk mengarahkan Indonesia menuju visi tersebut. Wisnu mengajak semua pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, untuk fokus dan serius dalam melaksanakan kebijakan ini. Ia mencontohkan peran KADIN dalam menyusun sistem informasi ketenagakerjaan yang akan menjadi dasar data dan informasi kebutuhan tenaga kerja di masa depan.
Lebih lanjut, Wisnu juga menyoroti pentingnya penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) yang dibutuhkan oleh dunia akademis. “Penyusunan kurikulum dan sertifikasi harus didasarkan pada kebutuhan industri,” ujarnya. Dengan demikian, institusi pendidikan vokasi dapat menyiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Wisnu mengakhiri pidatonya dengan harapan bahwa sinergi antara BUMN, dunia usaha, dan pendidikan tinggi vokasi akan terus terjalin dengan baik. “Dengan kerjasama yang kuat, kita optimis dapat mencapai Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Seminar Nasional ini menjadi ajang diskusi yang penting dalam merumuskan strategi bersama untuk mencapai cita-cita besar Indonesia. Para peserta diharapkan dapat membawa pulang pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya sinergi antara pendidikan vokasi dan dunia industri, serta langkah konkret yang harus diambil untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. (nid/lun)