Kanal24, Malang – Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Vokasi Universitas Brawijaya terus menggulirkan semangat kreatif melalui Madfest 2025, festival seni dan desain tahunan yang mengusung perpaduan antara karya visual, isu sosial-politik, dan kolaborasi industri. Mengambil tempat di lingkungan kampus selama tiga hari berturut-turut mulai Selasa hingga Kamis (10-12/06/2025), event ini merupakan bagian dari rangkaian pra-acara menuju main event Madfest yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober mendatang.
Kaprodi DKV Vokasi, M. Arief Nazaruddin, S.Sn., M.Ds., menyampaikan pada Selasa (10/06/2025) bahwa kegiatan kali ini secara khusus dirancang sebagai wadah untuk mahasiswa tugas akhir yang siap memasuki dunia industri. “Madfest ini kami anggap sebagai pra-event, namun menjadi ruang penting bagi mahasiswa tugas akhir untuk memamerkan karya mereka. Dunia desain selalu butuh panggung, dan hari ini kami siapkan panggung itu,” ujarnya.
Baca juga:
Tech Talk FT UB Bahas Lulusan Teknik di Era Otomasi

Lebih lanjut, Arief menekankan bahwa tantangan dunia desain saat ini sangat dinamis, terutama dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). Oleh karena itu, kurikulum di Prodi DKV Vokasi UB terus beradaptasi dengan kebutuhan industri. “Setiap empat tahun sekali kami melakukan evaluasi kurikulum, termasuk melalui kerja sama dengan industri dan kampus luar negeri seperti di Jepang. Industri tidak bisa ditawar – mereka butuh lulusan siap kerja, dan kami menjawab itu dengan desain berbasis kebutuhan nyata,” tegasnya.
Dalam Madfest edisi ini, karya-karya yang ditampilkan sebagian besar merupakan hasil dari proses magang mahasiswa, yang kemudian disempurnakan menjadi tugas akhir. Beberapa karya bahkan telah menarik perhatian pihak industri dan dibeli untuk digunakan secara komersial. “Kami beri ruang magang satu tahun. Di situ mereka bisa menunjukkan kemampuan, dan karya yang muncul benar-benar berdasarkan kebutuhan klien,” tambah Arief.
Sementara itu, Sarah Ayatilla Zakiya selaku Ketua Pelaksana Madfest 2025, menyatakan bahwa tema tahun ini mengangkat dua isu besar sekaligus: sosial dan politik. “Isu ini muncul dari keresahan yang kami tangkap di lingkungan sekitar. Kami ingin anak muda sadar bahwa desain bisa menjadi alat komunikasi dan ekspresi yang sangat kuat,” ucap Sarah.
Mengusung semangat keterbukaan dan inklusivitas, Sarah menyebutkan bahwa Madfest tahun ini menargetkan jangkauan yang lebih luas, mulai dari warga Malang hingga skala nasional. Dengan lebih dari 100 karya mahasiswa yang dipamerkan, acara ini juga menghadirkan berbagai studio desain dan pemilik industri kreatif sebagai tamu.

Baca juga:
Fakultas Vokasi UB Dorong Kolaborasi Pendidikan dan Industri dalam Rapat Kerja Nasional FPTVI 2025
Selama tiga hari pelaksanaan, Madfest tidak hanya menyajikan pameran karya, tetapi juga menyuguhkan talk show inspiratif dari para pelaku industri kreatif, pertunjukan musik, dan stan-stan interaktif. “Di hari pertama kami hadirkan talk show dengan owner studio desain. Hari kedua nuansanya masih sama, dan hari ketiga lebih ke selebrasi,” jelas Sarah. Untuk waktu kunjungan, hari pertama dimulai pukul 12.00 hingga 19.00, sementara hari kedua dan ketiga berlangsung dari pukul 09.00 hingga 17.00.
Sebagai penutup, baik Arief maupun Sarah berharap agar Madfest bisa menjadi batu loncatan yang kuat untuk para mahasiswa DKV menembus industri kreatif secara profesional. Tak hanya menjadi ajang pamer, namun juga ruang transisi dari akademik ke dunia kerja.“Syukur-syukur kalau ada investor atau studio yang tertarik merekrut mahasiswa kita. Itu bukti bahwa karya anak-anak kita punya nilai jual di luar sana,” tutup Arief. (nid)