Kanal24 – Seno Gumira Ajidarma, salah satu nama besar dalam dunia sastra Indonesia, dikenal dengan gaya penulisannya yang penuh kehalusan dan kedalaman emosi. Dalam setiap karyanya, SGA tidak hanya menyampaikan cerita, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan pembaca melalui pemilihan kata yang cermat dan cerita yang memikat. Berikut adalah tiga buku karya SGA yang wajib dibaca:
1. Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi
Buku ini meraih penghargaan Sea Write Award, sebuah penghargaan sastra bergengsi yang diberikan kepada penulis terbaik di kawasan ASEAN, yang pernah diterima oleh banyak penulis ternama Indonesia seperti Gunawan Muhammad dan Danarto. Meskipun termasuk buku SGA yang paling tipis, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi menyajikan cerita-cerita yang begitu mengena dan penuh makna. Cerpen utama yang berjudul sama bahkan pernah diangkat menjadi FTV. Buku ini membawa pembaca pada petualangan imajinatif yang menantang pemikiran, serta memberikan gambaran tentang karya SGA yang tak hanya sekadar narasi, tetapi juga kritik sosial yang mendalam.
2. Sepotong Senja untuk Pacarku
Banyak yang menganggap buku ini adalah karya SGA yang paling romantis. Sepotong Senja untuk Pacarku terdiri dari berbagai cerpen yang mengangkat tema senja, yang secara simbolis menjadi metafora tentang perasaan dan pengalaman hidup. Setiap cerpen dalam buku ini menggali perspektif berbeda tentang senja, dari yang indah hingga yang melankolis. Beberapa kutipan dari buku ini bahkan sering dijadikan referensi oleh penulis lain, menjadikannya sebagai salah satu karya sastra yang berpengaruh dalam dunia sastra Indonesia. Meski begitu, romantisme yang terkandung di dalamnya tidak sekadar cerita cinta biasa, melainkan sebuah refleksi mendalam tentang waktu, kehilangan, dan kehidupan.
3. Matinya Seorang Penari Telanjang
Buku ini sebenarnya merupakan repackaging dari karya SGA sebelumnya, yaitu Manusia Kamar, yang menjadi kumpulan cerpen pertama SGA. Buku yang kini dikenal dengan judul Matinya Seorang Penari Telanjang mengajak pembaca menyelami proses kreatif awal SGA yang masih terasa segar dan lugu. Judul-judul cerpen dalam buku ini, seperti Daun, Pembunuhan, dan Tante W., terasa sangat sederhana namun penuh makna. Buku ini penting bagi siapa saja yang ingin memahami asal-usul karya-karya SGA dan perjalanan sastra yang telah ia tempuh.
Setiap buku karya Seno Gumira Ajidarma tidak hanya menawarkan cerita, tetapi juga sebuah pengalaman membaca yang membawa pembaca masuk ke dalam dunia imajinasi yang penuh warna. Melalui tiga buku di atas, pembaca dapat merasakan keunikan gaya penulisan SGA yang tidak hanya memikat, tetapi juga menggugah pemikiran kritis tentang kehidupan, cinta, dan kemanusiaan. (nid)