Kanal24, Malang – Komunitas Cinta Batik Indonesia (KCBI) Malang Raya bersama DPRD Kota Malang menggelar pertemuan di Galeri Batik Soendari untuk membahas langkah pengembangan batik lokal. Pertemuan ini bertujuan mendorong Batik Soendari agar semakin dikenal, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional. Selasa (19/11/2024).
Dra. Dewanti Ruparin Diah Rumpoko, M.Si., Founder KCBI Malang Raya, menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pengembangan industri batik, terutama dalam meningkatkan pemasaran batik lokal.
“Batik Soendari memiliki potensi besar untuk dipasarkan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke luar negeri,” ungkapnya.
Perempuan yang biasa dikenal dengan nama Dewanti Rumpoko ini menekankan pentingnya kolaborasi untuk memperbesar dampak batik di masyarakat. Menurutnya, pemerintah siap memberikan dukungan penuh, termasuk memfasilitasi pameran batik, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
“Kami bisa membantu memfasilitasi, bahkan untuk pameran di luar negeri,” lanjutnya.
Dewanti juga menyoroti semangat para ibu-ibu pengrajin batik, meskipun tidak lagi muda, mereka tetap fokus berkontribusi pada penghasilan keluarga dan kegiatan sosial. Oleh karena itu, Dewanti bertekad penuh dalam mendukung kemajuan batik khususnya yang telah dilakukan oleh KCBI dan Batik Soendari.
“Jika ada kebutuhan alat atau memerlukan bentuk dukungan lain, kami siap membantu demi menjadikan Batik Soendari lebih besar. Dengan harapan agar mampu menyerap lebih banyak pekerja batik di sekitar,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kota Malang periode 2024-2029, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif KCBI dan keberhasilan Batik Soendari dalam membawa nama Malang ke tingkat internasional. Sebagai pelaku di bidang pariwisata, Amithya melihat potensi besar Batik Soendari untuk dikembangkan lebih jauh sebagai ikon pariwisata Malang.
“Selama ini, Malang dikenal sebagai bagian dari destinasi wisata utama bersama Kota Batu, tetapi kita perlu menonjolkan keunikan yang dimiliki Malang sendiri,” jelas Amithya. Dengan Batik Soendari sebagai salah satu UMKM binaan pemerintah yang telah merambah pasar luar negeri, ia berharap dapat menjadikan batik sebagai daya tarik baru bagi wisatawan.
Amithya juga mengungkapkan rencana untuk menjadikan 2025 sebagai tahun program strategis untuk mengintegrasikan pariwisata dan promosi budaya lokal.
“Kami sering ditanya, apa yang baru dari Kota Malang? Batik Soendari bersama KCBI ini bisa menjadi jawabannya,” katanya.
Lebih jauh, Amithya mengungkapkan rasa bangganya terhadap kecintaan masyarakat Malang pada budaya nusantara. Ia berharap langkah KCBI dalam melestarikan batik bisa terus berkembang.
“Di tahun kesembilan ini, semoga KCBI semakin mengepakkan sayapnya, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga internasional. Jangan pernah lelah untuk melestarikan wastra nusantara,” ujarnya penuh harap.
Melalui sinergi ini, tidak hanya sektor ekonomi lokal yang diharapkan akan terdongkrak, tetapi juga identitas budaya Malang yang semakin dikenal luas. Dengan semangat yang ditunjukkan oleh KCBI dan Batik Soendari, Kota Malang berpeluang menjadi pusat pelestarian budaya batik yang disegani, baik di tingkat nasional maupun internasional. (fan/zen)