KANAL24,Malang – Progam Studi Perpajakan, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) mengadakan kuliah tamu 3 In 1 Progam dengan tema “Tax Policy Options For Funding Recovery During Covid-19 Pandemic” pada Sabtu (18/10/2021) secara daring. Kali ini hadir narasumber dari 4 institusi dan 6 visiting professor yang turut berpartisipasi, diantaranya ada Universiti Teknologi MARA (UiTM), University of Malaya, RSM Indonesia, dan KPPBC Tipe Madya Malang.
Ketua pelaksana, Dr. Saparila Worokinasih, S.Sos., M.SI mengatakan jika progam ini didesain untuk mencapai visi Universitas Brawijaya sebagai “World Entrepreneur University.” Saparila menambahkan jika progam ini terbagi dalam 3 aktivitas yaitu, lecturer & class, guest lecture, dan institutional development.
“Harapannya dengan mengikuti 3 In 1 progam ini, mahasiswa bisa mendapat pelajaran dan informasi secara komprehensif seputar cara menghadapi pandemi covid-19 khususnya dalam area pajak pendapatan, kebijakan perpajakan, dan bea cukai sebagai isntrumen pertumbuhan ekonomi,” ujar Saparila.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Assoc. Prof. Dr. Hjh. Zuraeda Binti Ibrahim, CA(M), CPA(Aust) selaku Director of the Student Leadership Institute, Universiti Teknologi MARA (UiTM) dan head of the ACUiTM Centre of Taxologist (ACT) (Tax Research Cluster), Faculty of Accountancy UiTM. Pada kesempatan kali ini, Zuraeda menjelaskan terkait “Tax Policy Options for Funding Recovery During & After the Covid-19 Pandemic.”
Dalam pemaparannya, Zuraeda membagi presentasinya dalam beberapa bagian. Pertama dia menjelaskan terkait “Tax & fiscal Policy as an effort for economic improvement” kemudian dilanjut membahas “Corporate income taxes condition during the pandemic”, dan pembahasan ketiga menjelaskan terkait “Tax incentives in selected Asean countries in response to the covid-19 pandemic crisis.” Pada pembahasan keempat, ia menjelaskan terkait “Tax & fiscal policies after the covid-19 crisis.”
Menurutnya, seluruh peserta yang hadir setidaknya juga harus mengetahui apa yang terjadi setelah pandemi berakhir. Oleh karena itu, peserta perlu berpikir serius untuk reformasi pajak inklusif dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.(val)