Kanal24 – Kepala Badan Pusat Statisik (BPS) Margo Yuwono menekankan bahwa perbaikan sistematis di bidang tata kelola penanggulangan kemiskinan, termasuk tata kelola data, sangat penting.
Hal ini untuk mencapai target penurunan tingkat kemiskinan menjadi 7% pada 2024 dan mengurangi kemiskinan ekstrem menjadi nol persen.
“Kalau melihat tren data, data kemiskinan tahun 2022 adalah sebesar 9,5% dan kemiskinan ekstrem 2,04 persen. Sepertinya agak sulit untuk mencapai di angka 7% maupun 0%, tapi kita perlu berupaya melakukan percepatan berupa tata kelola baru agar target persentase kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 tercapai,” ujar dia dalam Peluncuran Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 di Menara Dana Reksa, Jakarta, (30/1/2023).
Berdasarkan data, terjadi penurunan dalam kondisi kemiskinan ekstrem pada 212 kabupaten/kota prioritas pemerintah, dari 3,61% pada Maret 2021 menjadi 2,76% pada Maret 2022.
Ada peningkatan dalam kategori dari miskin ekstrem pada Maret 2021 menjadi tidak miskin ekstrem pada Maret 2022 sebanyak 2,91%. Sementara itu, kategori miskin ekstrem yang tetap miskin ekstrem hanya 0,7%, dan ada peningkatan dari tidak miskin ekstrem menjadi miskin ekstrem sebesar 2,06%.
Menurut Margo, kemiskinan bersifat dinamis, sehingga diperlukan tata kelola data yang baik dengan pemutakhiran data secara rutin, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk mencapai target mengatasi kemiskinan ekstrem pada 2024 dan membuat sasaran jelas.
“Ini perlu dibangun dan menetapkan dengan jelas bahwa siapa yang miskin ekstrem itu, ini harus dideflnisikan dengan jelas agar kementerian/lembaga termasuk pemerintah daerah mempunyai target yang sama terhadap sasaran yang ingin kita capai,” ujar Margo.