KANAL24, Malang – AIESEC UB menggelar Global Citizen Festival (GCF) Jumat ( 9/8/2019) di Lapangan Rektorat UB. Acara ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2010.
“Dulu acara ini namanya Global Village, diubah jadi Global Citizen Day, dan tahun ini namanya diganti menjadi Global Citizen Festival. Tapi, agenda acaranya tetap sama, yakni penampilan dari beberapa negara yang jadi volunteer di sini,” ungkap Hagi, salah satu panitia GCF.
Terdapat 60 orang dari 17 negara yang bergiliran tampil diatas panggung, yakni negara Austria, Ceko, Kanada, Belgia, Amerika, Jepang, Prancis, Jerman, Vietnam, Thailand, Tunisia, Spanyol, Egypt, Kamboja, China, Taiwan dan Portugal. Ke 17 negara tersebut, selain akan menampilkan budaya masing-masing, juga akan menyajikan bazar makanan khas negaranya masing-masing.
“Jadi, untuk 200 pengunjung pertama akan mendapatkan piring gratis, yang dapat digunakan untuk mencicipi setiap makanan khas negara yang jadi penampil di GCF tahun ini,” tambahnya.
Dikonfirmasi terkait dengan jumlah pengunjung yang akan hadir pada GCF ini, Hagi menyebutkan bahwa ada 700 orang yang sudah registrasi via online, mereka bukan hanya mahasiswa dari UB, tetapi juga ada yang dari UM, UMM, dan masyarakat umum.
“Untuk registrasi acara ini gratis dan terbuka untuk masyarakat umum. GCF dimulai dari jam 13.30 kita open gate dan acara nanti sampai jam 10 malam,” lanjut Hagi.
GCF akan dibuka oleh perwakilan dari International Office UB, Pembina AIESEC UB, Presiden AIESEC UB, Presiden Project, dan Ketua Panitia. Selain penampilan dari beberapa negara, GCF juga akan dimeriahkan oleh penampilan dari Kampung Cempluk dan Tari Singosari Malang, yang juga telah menjadi mitra AIESEC UB dan sebagai perwakilan penampil dari Indonesia.
“Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan budaya dari negara lain kepada masyarakat supaya masyarakat juga lebih open minded, jadi tidak hanya terpaku pada satu budaya saja. Serta, supaya semakin banyak mahasiswa atau masyarakat yang tertarik untuk menjadi volunteer di luar negeri, selain pengetahuannya bisa bertambah juga dapat membantu mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjaga kestabilan dunia, karena kita kan sebagai agent of change,” tutup Katrina selaku Ketua Panitia. (meg).