KANAL24, Jakarta – Indikator sektor eksternal Indonesia masih menujukkan ketahanan yang solid. Hal ini tercermin dari tren surplus neraca perdagangan selama 25 bulan berturut-turut, serta rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB berada pada level yang aman.
Prospek ekonomi yang membaik ini akan membantu menjaga kepercayaan publik dan investor, sehingga dapat mendorong kegiatan perekonomian nasional, meski dalam keadaan ketidakpastian global yang melanda.
Adapun saat ini dunia tengah dihadapkan pada berbagai tantangan yang disebut oleh PBB sebagai The Perfect Storm, tantangan tersebut adalah Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 menjadi 2,9%, dari sebelumnya 4,4% utamanya sebagai imbas konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.
“Karena itu, koordinasi yang kuat sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan. Respons cepat dari seluruh pihak dibutuhkan untuk dapat mempertahankan momentum pemulihan ekonomi nasional. Momentum Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 juga akan kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Senin (20/6/2022).
Di tengah berbagai risiko ketidakpastian global yang eskalatif, Pemerintah terus melanjutkan program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terhadap alokasi PEN tersebut, Pemerintah memberi perhatian yang serius terhadap sektor UMKM .
Di setiap periode krisis, UMKM yang menyumbang 61% terhadap PDB nasional, bersifat resilien dan dapat pulih dengan cepat. Oleh karena itu, pengembangan UMKM merupakan prasyarat utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi.
Peningkatan akses pembiayaan menjadi salah satu strategi pengembangan UMKM , diantaranya melalui program pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Kami sangat mengapresiasi peran Bapak/Ibu Bupati dan Walikota atas dukungan untuk tersalurnya berbagai skema KUR di wilayah masing-masing pada tahun 2022 ini. Sehingga total realisasi penyaluran KUR nasional sampai dengan 31 Mei 2022 sebesar Rp147,7 triliun atau 39,6% dari target yang telah diberikan kepada 3,18 juta debitur,” ucap Airlangga.
Secara khusus, dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian, Pemerintah telah mengeluarkan program KUR untuk sektor pertanian dengan plafon sebesar Rp90 triliun dan sudah tersalurkan Rp46,6 triliun atau sebesar 51,8% dari target.(sdk)