KANAL24, Malang – Trend dunia di masa depan mempengaruhi ketahanan pangan. Pernyataan ini disampaikan oleh Prof. Chen Wei Ning William dari Nanyang Technological University, Singapura pada 1st International Conference on Fisheries and Marine Research (ICoFMR) 2020 yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB), rabu (3/11/2020) secara daring.
“Pandemi Covid-19 juga turut berperan dalam mempengaruhi ketahanan pangan dunia di masa depan. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain populasi dunia yang mencapai 10 milyar pada tahun 2050, kemudian urbanisasi yang mana 70 persen populasi akan berada di daerah urban juga di tahun 2050 mendatang. Ketersediaan lahan pertanian mengalami perubahan yang mana produksi sereal dan daging akan meningkat 85 persen untuk memenuhi permintaan, perubahan iklim juga turut mempengaruhi hasil panen. Konsumsi air di dunia bukan hanya untuk manusia saja, melainkan untuk irigasi dan pertanian dan meningkatnya penggunaan biofuel (bahan bakar yang terbuat dari makhluk hidup) hingga 10 persen dari total bahan bakar yang digunakan,” jelas William.
Sementara itu, saat membuka konferensi ini Dekan FPIK UB Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam, MS mengatakan ICoFMR 2020 ini hadir dalam momen yang unik. Ketika seluruh umat manusia telah dipaksa beradaptasi dengan normal baru untuk membatasi penyebaran Covid-19, pandemi tersebut telah membuat tim dari FPIK mengadakan konferensi internasional secara virtual.
“Alasan praktis kami mendukung dan menyelenggarakan acara ini adalah kontribusi langsung yang penting untuk mencapai target kami dalam jejaring, kolaborasi antar lembaga, publikasi penelitian, dan internasionalisasi. Konferensi internasional ini tentunya akan membantu kita mendekati target tersebut,” katanya
ICoFMR sendiri menghadirkan beberapa pembicara utama yang berafiliasi dengan institusi dari Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, dan Indonesia. Pembicara-pembicara tersebut adalah Prof. Anthony Richardson dari University of Queensland Australia, Prof. Chen Wei Ning William dari Nanyang Technological University Singapura, Prof. Fahrul Zaman Huyop dari UTM Malaysia, Asist. Prof. Anukorn Boutson dari Kasetsart University Thailand, Dr. Eng. Martiwi Diah Setiawati dari University of Tokyo Jepang, Bakti Berlyanto Sedayu, Ph.D dari Indonesian Research Institute Indonesia, Dr. Nor Fazliyana Mohtar, UMT Malaysia, dan Rahmi Nurdiani, Ph.D dari Universitas Brawijaya. (Meg)