Kanal24, Jakarta – ketersediaan beras menjadi salah satu isu strategis yang mendapat perhatian utama pemerintah dan masyarakat saat bulan suci Ramadan. Sebagai bahan pangan pokok yang dikonsumsi oleh mayoritas penduduk Indonesia, pasokan beras yang mencukupi tidak hanya memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, tetapi juga menjadi penopang stabilitas sosial dan ekonomi selama masa-masa penting seperti Ramadan dan Idul Fitri.
Dalam upaya menjamin hal tersebut, Perum Bulog memastikan bahwa stok beras nasional saat ini dalam kondisi aman. “Ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya hingga akhir Ramadhan 2025,” ungkap Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto (2/3/2025).
Bulog telah mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas pasokan, baik melalui cadangan beras pemerintah (CBP) maupun pembelian gabah dari petani domestik. Saat ini, stok beras yang dikuasai Bulog mencapai 1,9 juta ton.
“Dengan perencanaan yang matang, masyarakat tidak perlu khawatir akan kelangkaan pasokan beras,” tambahnya.
Sebagai upaya menjaga stabilitas harga bahan pokok, Bulog juga melaksanakan operasi pasar pangan murah di berbagai daerah. Langkah ini bertujuan mengendalikan harga beras, gula, serta kebutuhan pokok lain yang kerap naik menjelang Ramadan dan hari raya.
“Untuk beras, kami stabilkan harga baik di tingkat produsen maupun konsumen,” jelasnya.
Operasi pasar pangan murah digelar di lokasi-lokasi strategis, bekerja sama dengan pemerintah daerah, Pos Indonesia, ID Food, dan BUMN lainnya. Suyamto berharap langkah ini dapat mempermudah masyarakat memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih stabil.
Selain menjaga ketersediaan stok dan kestabilan harga, Bulog juga menjalankan tugas pemerintah untuk menyerap gabah hasil panen petani. Program ini bertujuan memastikan pasokan beras tetap mencukupi sekaligus memberikan harga yang adil bagi petani.
“Bulog membeli gabah kering panen (GKP) dari petani dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram,” jelasnya.
Bulog juga memastikan pengadaan CBP berjalan lancar sebagai indikator ketahanan pangan nasional. “CBP sangat penting, karena menjadi salah satu indikator apakah kita sudah swasembada atau belum,” ujar Suyamto.
Ia mengimbau petani menjual gabah langsung ke Bulog agar mendapatkan harga yang stabil dan adil. Melalui program ini, Bulog berharap meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas harga di pasar.
“Dan kita olah di sarana-sarana pengelolaan kita juga untuk menambah kapasitas pengolahan kita juga kerjasama dengan mitra-mitra Bulog,” katanya.
Bulog menegaskan komitmen menjaga kelancaran distribusi bahan pangan dan stabilitas harga di seluruh wilayah Indonesia. Suyamto optimistis langkah-langkah tersebut dapat mendukung kebijakan pemerintah menciptakan ketahanan pangan yang kuat.
“Melalui kerja sama antara Bulog, pemerintah, dan seluruh masyarakat, kami optimis dapat menjaga kestabilan pasokan dan harga bahan pangan, serta memberikan manfaat yang nyata kepada petani dan konsumen di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (din)