KANAL24, Malang – Acara “Sosialisasi & FGD serta Pemetaan Aksesibilitas Mitra Magang Potensial untuk Implementasi Program Merdeka Belajar bagi Mahasiswa Disabilitas” yang digelar pada hari Jumat (28/07/2023) oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Inklusi (P3i) Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Universitas Brawijaya mendapatkan respon positif dari Ketua Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (UB), Zubaidah Ningsih AS, S.Si, M.Phil. PhD.
Zubaidah Ningsih yang hadir sebagai pemateri mengapresiasi acara yang diselenggarakan karena pihak UB dapat bertemu dengan berbagai mitra magang yang potensial untuk mahasiswa disabilitas agar bisa melakukan kegiatan di luar kampus baik seperti magang. Jadi, pihak UB berusaha mensinkronkan antara universitas dengan mitra-mitra di luar universita. Sehingga, mahasiswa disabilitas bisa mendapatkan manfaat ketika mereka berkegiatan di luar kampus.
“Jadi, untuk mendukung program ini. Maka, PSLD akan terus berusaha untuk memperluas networking, supaya kami banyak bertemu dengan mitra-mitra potensial di mana adek-adek (mahasiswa disabilitas) bisa magang sesuai dengan jurusan masing-masing, serta mereka mendapatkan pengalaman yang berharga untuk persiapan ketika mereka masuk ke dunia kerja,” ujar Zubaidah Ningsih.
Selain itu, ia bersama pihaknya juga akan mengembangkan program pembekalan kepada mahasiswa disabilitas untuk persiapan magang. Hal ini dilandasi karena mereka perlu mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mentalnya agar mereka mampu mengikuti ritme dunia kerja.
Program ini juga memiliki tantangan terbesar. Menurut Zubaidah, tantangan terbesarnya adalah pihaknya masih memerlukan banyak mitra yang sudah memiliki kepekaan disabilitas maupun infrastruktur yang ramah dengan disabilitas maupun program-program yang sesuai dengan potensi mahasiswa disabilitas. Oleh karena itu, pihaknya masih perlu banyak membuka diri mencari network atau mitra yang sesuai dengan mahasiswa disabilitas UB.
Menurut Zubaidah, dari pengalaman magang mahasiswa disabilitas, tentu beberapa di antara mereka telah mendapatkan pembekalan untuk dunia kerja. Karena sebenarnya, mahasiswa disabilitas UB sudah banyak yang sudah bekerja di dunia kerja. Namun, pihaknya tetap perlu lebih mengoptimalkan lagi agar semakin banyak alumni dari Mahasiswa Disabilitas UB dapat bekerja setelah lulus kuliah.
“Jadi, harapan kami bahwa memang adek-adek (mahasiswa disabilitas) ini sudah bisa beradaptasi di dunia pendidikan sekaligus dunia kerja atau pasca kuliah baik mereka berwirausaha, melanjutkan studi, maupun bekerja,” kata Zubaidah.
Selain itu, pihaknya juga ingin Mahasiswa Disabilitas UB dapat menambah berbagai wawasan sampai berkiprah di dunia internasional, sehingga pihaknya bisa memfasilitasi mereka sampai ke tahap internasional. Hal ini dikarenakan pihaknya ingin membuktikan bahwa Mahasiswa Disabilitas UB hal tersebut karena ternyata ada banyak program magang seperti IISMA atau Indonesian International Student Mobility Award atau magang dari kedutaan besar Amerika. (nid)