Kanal24, Malang — Isu malnutrisi pada balita kerap luput dari perhatian meski dampaknya sangat serius terhadap tumbuh kembang anak. Menyadari hal ini, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 29 Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB di bawah bimbingan Reika Happy Sugiastuti, S.AB., M.AB., menggelar kegiatan bertema “Cegah Malnutrisi Sejak Dini” di Balai Desa Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Malang pada Juli 2025. Acara yang diikuti 60 peserta ini menghadirkan edukasi gizi sekaligus praktik memasak menu sehat bersama kader posyandu dan warga setempat.
Baca juga:
Cegah Stunting, MMD UB Kenalkan Wonton Ayam sebagai PMT Sehat

Edukasi Interaktif Seputar Gizi
Tidak hanya memberikan materi teoritis, mahasiswa KKN FIA UB juga merancang acara secara interaktif melalui sesi tanya jawab dan praktik memasak. Peserta dikenalkan pada konsep gizi seimbang serta tanda-tanda malnutrisi yang perlu diwaspadai.
“Malnutrisi bukan hanya tentang kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi yang tidak seimbang. Keduanya sama-sama berbahaya bagi tumbuh kembang anak dan meningkatkan risiko penyakit di masa depan,” terang salah satu pemateri dari Tim KKN saat menyampaikan materi.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Karangpandan, Djumain, yang mengapresiasi inisiatif mahasiswa. “Program ini menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kualitas hidup warga kami. Dengan adanya edukasi dan praktik memasak, masyarakat bisa langsung mempraktikkan ilmu yang didapat di rumah,” ujarnya.
Antusiasme peserta terlihat jelas saat mereka diajak memasak menu berbahan dasar lokal yang sederhana namun kaya nutrisi. Pendekatan praktis ini membuat pesan kesehatan lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
MMD UB Kenalkan Siswa SD Karangnongko Komunikasi Inklusif
Materi Edukasi yang Berkelanjutan
Untuk memastikan keberlanjutan program, Tim KKN 29 FIA UB membagikan brosur edukatif yang dilengkapi barcode menuju materi digital. Dengan demikian, warga dapat mengakses informasi penting seputar gizi kapan pun dibutuhkan.
Leora, penanggung jawab program, berharap kegiatan ini mampu memberikan dampak nyata. “Kami ingin para ibu lebih peka terhadap tanda-tanda malnutrisi serta mampu menyajikan makanan bergizi dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar mereka,” ujarnya.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat mampu menjadi solusi konkret dalam menangani masalah kesehatan di tingkat desa. Melalui edukasi gizi yang aplikatif dan mudah dijangkau, harapan untuk mencetak generasi sehat dan berkualitas semakin terbuka lebar. Aksi peduli malnutrisi di Desa Karangpandan menjadi bukti bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah sederhana namun bermakna. (nid)