Kanal24, Malang – Dalam rangka mengoptimalkan potensi tersebut, mahasiswa Kelompok 55 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) melaksanakan Program Kerja Peta Potensi Wisata yang bertajuk “Optimalisasi Branding Desa Wisata Sukodadi” untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa ini sebagai destinasi wisata melalui pemanfaatan media sosial. Mereka melaksanakan program ini selama masa KKN pada 1 – 31 Juli 2024.
Dalam keterangan yang diterima Kanal24 (30/7/2024) dijelaskan bahwa program kegiatan ini dilatarbelakangi oleh analisis potensi Desa Sukodadi yang memiliki enam dusun, yaitu Dusun Genderan, Ampelantuk, Jamuran, Kebonkuto, Jengglong, dan Petungpapak. Melihat berbagai keunikan yang dimiliki oleh Desa Sukodadi, mulai dari keindahan alam, keragaman budaya, hingga keramahan penduduknya, membuat desa ini layak menjadi destinasi wisata.
Maka, menurut mahasiswa FIA UB, desa ini layak mendapatkan strategi pemasaran yang komprehensif, termasuk analisis potensi desa, pembuatan konten kreatif, serta pengelolaan akun media sosial.
Selain itu, program ini juga mencakup pendampingan karang taruna dan menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat untuk mencapai hasil yang maksimal. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal maupun wisatawan, serta terus memperluas peluang baru hingga menambah relasi dalam menciptakan sumber daya manusia yang dapat melestarikan budaya di Indonesia.
Desa Sukodadi memiliki banyak pura sebagai sarana beribadah oleh masyarakat Hindu. Salah satu pura terkenal di Desa Sukodadi adalah “Pura Patirtan Taman Giri Kawi” yang berlokasi di Dusun Jengglong. Pura ini menjadi kebanggaan dan dijadikan sebagai objek wisata religi di Desa Sukodadi, sehingga tidak hanya wisata yang mengandalkan keindahan alamnya saja, tetapi juga memaksimalkan potensi wisata religi.
Pura Patirtan ini sering dikunjungi baik oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Banyak aktivitas religi yang dilakukan di pura, salah satunya adalah melukat. Melukat berasal dari kata “sulukat”, dengan kata “su” yang berarti baik dan “lukat” berarti penyucian. Melukat merupakan suatu kegiatan dalam pembersihan diri baik pikiran maupun jiwa yang dilakukan secara spiritual. Pura Patirtan ini dijuluki oleh masyarakat sebagai pura besar.
Beralih ke potensi selanjutnya, yaitu wisata dengan jenis agrowisata yang menyebar di berbagai dusun, seperti Wisata Petik Jeruk dengan lahan jeruk seluas 10 hektar. Desa Sukodadi menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan untuk menikmati kesegaran buah jeruk yang dipetik langsung dari pohonnya.
Jeruk yang dihasilkan ditanam menggunakan pupuk organik, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menghasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik serta dikenal memiliki kadar air yang tinggi, sehingga rasanya lebih segar dan manis. Dengan total lahan seluas 10 hektar, kebun jeruk di Desa Sukodadi mampu menyediakan pengalaman petik jeruk yang memuaskan bagi para wisatawan, dimana mereka dapat menikmati suasana alam pedesaan yang asri sambil memetik jeruk langsung dari pohonnya.
Hasil panen jeruk ini selain didistribusikan ke masyarakat sekitar, juga memiliki target pemasaran hingga luar Jawa. Hal inilah yang menjadi peluang untuk mengenalkan Wisata Petik Jeruk sebagai wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati oleh wisatawan.
Selain itu, potensi wisata yang ada di Desa Sukodadi juga mencakup wisata budaya. Salah satu wisata budaya di desa ini adalah sanggar seni yang bernama “Sanggar Budaya Ginaris Art Indonesia”. Sanggar ini merupakan komunitas seni tari yang bertempat di Dusun Jamuran dan berdiri pada tahun 2020. Sanggar ini memiliki beberapa kelas tari yang dikelompokkan berdasarkan tarian daerah yang ada di Indonesia, antara lain kelas untuk tarian Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, serta kelas tari kreasi anak dan remaja.
Sanggar Ginaris ini juga menampilkan seni pertunjukan yang dilaksanakan sebagai ujian akhir semester dengan materi tarian yang telah diberikan sebelumnya, serta menampilkan drama tari dengan berbagai tema yang inovatif setiap semesternya. Drama tari yang ditampilkan seperti Ludruk, Sendratari, serta Drama Musikal.
Beberapa penghargaan yang dimiliki oleh sanggar ini antara lain, menampilkan drama di HUT Kabupaten Malang Ke-1262; berkolaborasi bersama Musik Etnik Arca Tataswara dalam Festival Mbois Ke-8; berkolaborasi dengan komunitas Selo Aji pada Festival Topeng Panji 2023 dan meraih penghargaan 10 Penyaji Terbaik.
Sanggar Ginaris Art Indonesia juga memiliki karya tari “Pasupati Giri Kawi” yang dibuat untuk menceritakan sejarah dari Pura Patirtan. Karya ini merupakan bentuk kontribusi Ginaris Art Indonesia untuk Desa Sukodadi. Sanggar ini juga beberapa kali melakukan kolaborasi dengan pihak eksternal, yang menjadi peluang untuk memperluas relasi dan mempromosikan sanggar tersebut agar lebih dikenal banyak orang.
Dengan adanya potensi-potensi yang ada di Sukodadi, mahasiswa KKN FIA UB Kelompok 55 melakukan optimalisasi branding Desa Wisata Sukodadi melalui media sosial dengan tujuan untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik wisata desa. Tim KKN yang beranggotakan 21 orang ini mempromosikan Pura Patirtan dengan kegiatan-kegiatan ibadah umat Hindu, wisata petik jeruk yang segar dan manis, serta wisata kebudayaan melalui kegiatan sanggar tari yang penuh prestasi.
Harapannya, berbagai kegiatan yang dilakukan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Desa Sukodadi maupun wisatawan, serta dapat memperluas peluang baru dan menambah relasi dalam menciptakan sumber daya manusia yang dapat memperkuat kemandirian ekonomi dan potensi lokal di Desa Sukodadi. (nid)
Comments 2