Kanal 24, Kediri – Ember yang biasanya hanya digunakan untuk menampung air, kini bisa menjadi sumber pangan dan penghasilan tambahan. Inovasi ini diperkenalkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya melalui pelatihan Budidaya Ikan dalam Ember (Budidamber) di Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Program ini dijalankan oleh Kelompok 1 KKN UB 2025 sebagai bagian dari kontribusi nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan masyarakat desa.
Budidamber adalah singkatan dari Budidaya Ikan dalam Ember, yaitu metode beternak ikan nila di dalam ember, sambil menanam sayuran seperti kangkung atau pakcoy di bagian atasnya. Sistem ini sangat cocok diterapkan di rumah warga yang memiliki lahan sempit dan keterbatasan air.
Baca juga:
K3L UB : Sehat Mental dan Ruang Kerja, Kunci Produktivitas

Belajar Langsung dari Ember Pertama
Pelatihan digelar di Balai Desa Sepawon pada Kamis (10/7/2025), diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga dari empat dusun. Mereka diajak langsung mengenal sistem Budidamber mulai dari tahap persiapan ember, penyusunan instalasi, pemberian bibit ikan, hingga cara menanam sayuran.
“Sistem ini tidak rumit dan bisa dibuat dari bahan yang ada di sekitar rumah. Harapannya, ibu-ibu bisa langsung praktik di rumah,” kata Alya Sabrina Putri Astika, Ketua Tim KKN Kelompok 1 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Antusiasme peserta terlihat sejak awal. Selain penyuluhan dan demonstrasi, mereka juga mendapatkan pendampingan langsung agar benar-benar memahami cara kerja sistem ini. Setiap tahapan dijelaskan secara sederhana dan dibimbing langsung oleh tim mahasiswa.
Harapan Baru dari Halaman Sendiri
Ibu Ninis Setyawati, salah satu peserta dari Dusun Gatok, mengaku tertarik karena merasa program ini bisa menjadi solusi untuk memanfaatkan halaman rumahnya yang luas. “Saya punya halaman cukup besar, jadi bisa buat lebih dari satu ember,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ibu Yanik dari Dusun Sepawon merasa sistem ini cocok diterapkan karena rumahnya mendapat sinar matahari yang cukup. Ia bahkan menyempatkan waktu khusus di sore hari untuk merawat tanaman. “Saya atur waktunya supaya bisa rutin merawat,” katanya.
Sementara Ibu Rukini dari Dusun Ngrangkah merasa semangat mencoba meski belum berpengalaman memelihara ikan. “Kalau dibimbing, saya mau belajar,” ujarnya dengan antusias.
Selain bisa menambah gizi keluarga, sistem Budidamber ini juga membuka peluang ekonomi. Dengan perawatan yang teratur, ikan dan sayur bisa dipanen dan dijual. Program ini mengajarkan bahwa keterbatasan lahan dan air bukanlah hambatan untuk tetap produktif dari rumah sendiri.
Baca juga:
Thailand-UB Kolaborasi Ciptakan Kopi Fermentasi Unggul
Langkah Nyata Bangun Ketahanan Pangan
Pelatihan ini menjadi bagian dari KKN Tematik UB 2025 bertema Agokompleks. Program Budidamber dinilai sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mendorong ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat.
Tim KKN Kelompok 1 UB berharap sistem ini bisa terus dikembangkan menjadi kegiatan kolektif antar dusun, membentuk kelompok ternak dan tanam mandiri. Dengan biaya yang rendah dan cara yang mudah, Budidamber diharapkan menjadi solusi praktis untuk meningkatkan kesejahteraan warga dari rumah masing-masing. (han)