Kanal24 – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa program ekonomi biru mampu memacu pertumbuhan industri hilirisasi dalam sektor perikanan di Indonesia.
Program ini termasuk penangkapan ikan yang terukur berdasarkan kuota dan pembangunan tambak udang yang berkelanjutan.
“Ada kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, di mana nantinya kapal harus berangkat dan mendaratkan hasil tangkap di pelabuhan yang sama dan ikan tidak boleh dipindahkan ke kapal lain sebelum didaratkan untuk dihitung,” ujar Trenggono dalam keterangan di Jakarta (9/2/2023).
Menurut Trenggono, dengan adanya kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT), akan memacu pertumbuhan industri hilir perikanan di sekitar pelabuhan, seperti pabrik pengolahan ikan, distribusi produk perikanan, dan berbagai usaha lain yang akan memperkuat produktivitas dalam bidang perikanan.
Hal tersebut dikarenakan mekanisme perikanan tangkap yang membutuhkan kapal penangkap untuk mendaratkan hasil tangkapnya di pelabuhan perikanan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu di sekitar lokasi penangkapan.
Ini akan menyebabkan pemerataan distribusi pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar lokasi penangkapan, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak lagi terpusat hanya di Pulau Jawa.
Selain itu, kebijakan ekonomi biru juga akan memacu hilirisasi subsektor perikanan budi daya di Indonesia. Saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang membangun model tambak udang yang berkelanjutan di Kebumen, Jawa Tengah, yang terdiri dari 149 blok tambak di lahan seluas 69 hektare.
Produktivitas per hektare pada tambak tersebut mencapai 40 ton per tahun dan mampu memberikan nilai ekonomi sebesar Rp400 miliar.
Selain di Kebumen, model tambak serupa akan dibangun di berbagai wilayah lain untuk memacu produksi udang nasional dan mencapai target produksi sebesar 2 juta ton pada tahun 2024.
Sebagai tambahan informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki lima program ekonomi biru yang mencakup pemperluasan target kawasan konservasi perairan, implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur berdasarkan kuota, pengembangan perikanan ramah lingkungan, khususnya untuk komoditas unggulan ekspor seperti udang, kepiting, rumput laut, dan lobster, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, dan penanganan sampah plastik di laut melalui program Bulan Cinta Laut.