KANAL24, Malang – Universitas Brawijaya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) melakukan kerjasama pada bidang lingkungan. Acara ini ditandai dengan penanaman Pohon Pinang Jawa yang dilakukan oleh Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. dan Sekretaris Jenderal KLHK RI, Dr. Ir. Bambang Hendroyono, M.M. yang didampingi oleh masing-masing jajaran di Lapangan Gedung Rektorat UB pada hari Jumat (07/07/2023).
Penanaman Pohon Pinang Jawa di Lapangan Gedung Rektorat UB ini menjadi salah satu wujud kerjasama dari KHLK RI dan UB untuk mengelola lingkungan hidup sekaligus menjaga kelestarian Pohon Pinang Jawa yang hanya bisa tumbuh di Pulau Jawa dan mulai punah.
Sehingga melalui penanaman ini, diharapkan Pohon Pinang Jawa kembali lestari dan semakin banyak keberadaannya di Pulau Jawa. Pohon Pinang Jawa ini dipilih karena pohon yang spesial. Hal ini disampaikan oleh Petugas Pengendali Ekosistem Hutan pada Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Toni Artaka.
“Pinang Jawa ini adalah spesial karena endemik, hanya ada di Jawa,” terang Toni.
Menurutnya, Pohon Pinang Jawa memiliki fisik yang kecil dibandingkan pinang-pinang lainnya atau Pinang Jambe. Meskipun secara sekilas mirip, namun Pinang Jawa memiliki perbedaan di ukuran pelepah daunnya maupun bentuk daunnya. Selain hanya ada di Jawa, Pinang Jawa ini juga hanya ada di beberapa daerah yang ada di Jawa. Contohnya ada di Halimun, Gunung Lawu, dan di Bromo Tengger Semeru.
Toni menjelaskan bahwa Pinang Jawa yang tumbuh di BTS sempat dinyatakan punah. Kemudian pada tahun 2013, Toni bersama timnya kembali menemukan Pinang Jawa di lereng Selatan dan Barat. Lalu, ia bersama timnya mulai kembali melakukan eksplorasi lebih luas lagi. Sehingga, dilakukan budidaya untuk memperbanyak dan dikembalikan ke hutan untuk pelestariannya.
“Kita perlu mengembalikan lagi ke hutan karena populasi Pinang Jawa mulai berkurang. Sehingga, kita melakukan kerjasama dengan masyarakat untuk membuat pembibitan dan tanam lagi di hutan,” ujar Toni.
Kemudian, Toni menceritakan bagaimana ia dan timnya bersama masyarakat melakukan pembibitan dan tanam lagi di hutan. Selain itu, sebagian besar masyarakat di Wilayah Lereng Selatan sudah banyak yang melakukan penanaman Pohon Pinang Jawa di kebun mereka.
Hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Lereng Selatan karena masyarakat membutuhkan umbut atau bagian atas dari Pohon Pinang jawa untuk dimasak, terutama untuk masakan spesial yang dimasak pada hari raya atau hari besar. Menurut mereka, umbut Pohon Pinang jawa memiliki rasa yang khas dan lebih enak dibanding umbut Pohon kelapa atau Pohon Palem lainnya.
Maka, masyarakat Lereng Selatan yang turut menanam Pohon Pinang Jawa di kebun mereka tidak perlu mengambil lagi di dalam hutan, sehingga Pohon Pinang Jawa yang ada di hutan akan tetap lestari.
Dengan landasan tersebut, maka KLHK RI dan UB bekerjasama melakukan penanaman Pohon Pinang Jawa agar populasinya meningkat dan tetap lestari. (nid/suk)