KANAL24, Malang – Gerakan Nasional Revolusi Mental, Universitas Brawijaya melalui FISIP dan Fakultas Kedokteran berusaha memberikan penyuluhan mengenai pentingnya penanganan gizi dan pertumbuhan anak di kelurahan Kotalama Kota Malang Rabu pekan lalu.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISIP Universitas Brawijaya, Dr. Bambang Dwi Prasetyo, S.Sos., M.Si mengatakan bahwa animo peserta dari ibu PKK cukup tinggi untuk terlibat bersama dalam penanganan stunting.
“Permasalahan stunting ini merupakan permasalahan universal termasuk di Indonesia. Pada tahun 2019, 27,67% anak di Indonesia mengalami stunting, di Kota Malang meskipun ada kecendurungan prosentase menurun dari 17% ke 16% masih ada masalah yang harus diselesaikan. Secara sederhana stunting merupakan permasalahan yang yang didasari oleh psikososial, status gizi ibu dan anak, masalah stunting dikaitkan dengan prospek kelembagaan. Diharapkan bisa menyelesaikan persoalan stunting, maka Fisip dan FK melakukan proses pembelajran kepada masyarakat bersama sama untuk memerangi stunting. Sehingga nanti pada masa yang akan datang akan muncul generasi yang hebat dan mampu melakukan pembangunan nasional dikemudian hari.”
Kegiatan ini juga menghadirkan beberapa akademisi dari FISIP dan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Salah satunya adalah Ns. Bintari Ratih K, M.Kep dengan fokus ke kesehatan mental. Bintari mengatakan “Bila ada seorang ibu yang mengalami gangguan mental baik gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan suasana hati, dapat menjadikan malnutrisi pada anak dan banyak terjadi di negara berkembang,” ujarnya.
Hal ini juga didukung oleh pendapat dr. Eriko Prawestiningtyas, Koordinator GNRM dalam sambutannya. Ia mengatakan agar kegiatan seperti ini dapat terus terlaksana, sehingga penanggulangan stunting dapat berjalan optimal khususnya di wilayah Kota Malang.
Sementara itu akademisi di bidang politik Fisip UB Juwita Hayyuning Prastiwi, S.IP., M.IP menjelaskan terdapat 5 pilar pencegahan stunting yaitu komitmen pemimpin negara, kampanye nasional berfokus pada perubahan perilaku, komitmen politik, Konvergensi, konsolidasi, dan koordinasi program pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, mendorong kebijakan ketahanan pangan, Pemantauan dan evaluasi, Pencegahan stunting harus dilakukan multi pihak, maka penting untuk menjalin kemitraan dalam mencegah dan menanggulangi stunting, Political will berangkat dari niat dan motivasi, political will muncul di tingkatan individu maupun di tingkatan kolektif, political will hanya dapat diwujudkan melalui tindakan.(sdk)